Kiamat
adalah hal yang pasti terjadi. Bumi, langit, dan seisinya akan dimusnahkan
suatu saat oleh Sang Penciptanya (Allah swt). Ini adalah bagian dari rukun iman
yang wajib diyakini.
Hanya
masalahnya, yang sering membuat orang “dag-dig-dug” sehingga berupaya untuk
mencoba-coba menerkanya adalah: Kapan terjadinya kiamat itu? Malangnya, perkara
“kapan” nya itu memang hal yang sengaja disimpan rapat-rapat oleh Allah swt.
Sehingga sang Rasul-Nya pun (Muhammad saw) ketika ditanya tentang hal itu,
tidak pernah memberikan kepastian dan hanya menjelaskan saja tanda-tanda
kedatangannya.
Tetapi
tahukah Anda bahwa Rasulullah saw pernah menjamin bahwa kiamat tidak akan
terjadi selama orang masih mengamalkan ucapan zikir berikut ini? Mari
perhatikan haditsnya:
لَا تـَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يـَـبْـقَى عَـلَى وَجْهِ الْاَرْضِ
مَنْ يـَقُوْلُ اَلله اَلله
“Kiamat tidak akan terjadi sampai tidak ada lagi di
muka bumi orang yang mengucapkan: “Allah, Allah” (H.R. Muslim)
Ya, sebuah ucapan zikir yang amat mudah. Hanya: “Allah, Allah” saja. Dengan ucapan zikir tersebut, Rasulullah
menjamin bahwa kiamat tidak akan terjadi selama masih ada orang yang
mengamalkannya.
Bukankah ini sebuah ketenangan bagi
kita? Meskipun kita tidak pernah tahu kapan akan terjadinya kiamat itu, tapi
kita dapat mengupayakan untuk “belum” terjadinya. Amalkan zikir ini. Ucapkan “Allah,
Allah” di sela-sela kesibukan Anda. Atau amalkan secara rutin setiap selesai
shalat fardhu. Jumlah banyaknya terserah Anda. Makin banyak makin bagus, karena
Allah memerintahkan kita untuk berzikir sebanyak-banyaknya.
“…Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu sebanyak-banyaknya ...”
(Q.S. Ali Imran: 41)
Namun, sedikit tetapi rutin adalah
lebih baik daripada banyak tetapi tidak rutin. Demikian kaidah beramal di dalam
agama kita.
Jadi, misalkan Anda hanya mampu
mengucapkannya 100 kali setiap hari atau 100 kali setiap selesai shalat fardhu. Itu adalah lebih baik
daripada Anda mengamalkan 1000 kali, tetapi tidak sanggup untuk merutinkannya.
Ulama-ulama Ahlus sunnah banyak yang
mengamalkan ini. Tetapi sayang, “ulama-ulama” wahabi[1] dan para pengikutnya,
seperti biasa, mereka mem-bid’ah-bid’ahkan amalan ini. Pemahaman bid’ah mereka
yang keliru membuat mereka selalu begitu, menyalah-nyalahkan amalan yang
jelas-jelas sunnah dan ada dalil-dalilnya[2].
Saya sendiri sekarang tidak mau ambil
pusing dengan kelompok Wahabi. Capek melayani mereka. Biar berbusa ini mulut
menjelaskan dalil-dalilnya, tetap saja, kalau mereka sudah men-stigma itu amal bid’ah,
ya bid’ah saja sampai “lebaran kuda” (padahal “lebaran kuda” itu kapan ya? saya
sendiri gak tau).
Jadi, masing-masing saja lah. Kalau mau
mengamalkan, silakan. Kalau tidak, ya sudah. Yang penting, jangan ribut atau
bermusuhan.
Saya sendiri memprediksi akan semakin banyak
orang yang akan meninggalkan amalan ini, hingga akhirnya akan habis sama-sekali.
Kenapa begitu? Karena kiamat itu kan pasti terjadi. Sementara menurut hadits
tersebut di atas, kiamat tidak akan terjadi selagi masih ada orang yang
mengucapkan “Allah, Allah”. Oleh karena itu, semakin dekat kiamat, semakin
sedikit orang yang akan mengamalkan zikir “Allah, Allah” ini. Kalau tetap
banyak yang mengamalkan zikir “Allah, Allah” ini, kiamatnya kapan dong?
Tapi saya sendiri berharap bahwa selama
saya hidup, Allah akan menjadikan saya mampu untuk tetap mengamalkan zikir
ini. Sehingga kiamat itu tidak akan terjadi di masa saya. Karena ada hadits
yang mengatakan bahwa manusia-manusia yang hidup di masa terjadinya kiamat
adalah seburuk-buruknya manusia[3]. Saya tak ingin termasuk salah satu di
antara mereka, aamiin.
Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda
akan mengamalkannya? Menurut saya, selagi pilihan masih ada di tangan kita,
kenapa tidak kita memilih yang terbaik? Ya kan?! Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.
[Buya Amin/Media Muslim]
[1]
Saya beri tanda petik pada kata ulama
di situ, karena saya sering merasa bahwa “ulama-ulama” wahabi itu tidak pantas
untuk disebut sebagai ulama. Mereka sering keliru memahami ayat atau hadits. Cara
pemahaman mereka berbeda dengan jalan yang telah ditempuh oleh para ulama terdahulu
sehingga menimbulkan konflik pemahaman di tengah-tengah umat Islam. Selain itu,
dalam beberapa kasus, saya pernah mendapati kecurangan mereka di dalam berdalil.
Terutama di dalam pemahaman-pemahaman yang berkaitan dengan bid’ah. Untuk mengetahui
keburukan dan kesalahan kelompok wahabi lebih lanjut, telusurilah postingan-postingan
saya tentang mereka di bagian “Tolak Wahabi” di blog ini.
[2] Untuk lebih jelas tentang
dalil-dalil dari amalan zikir “Allah Allah” ini, baca tulisan saya yang berjudul
“Berzikir Allah Allah” di blog ini.
[3] Haditsnya:
إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ
أَحْيَاءٌ
“Sesungguhnya seburuk-buruk manusia adalah orang-orang
yang hidup ketika terjadinya kiamat.” (HR.
al-Bukhari
dari sahabat Ibnu Mas’ud)
thank infonya sangat bermanfaat, kunjungi http://bit.ly/2p9iBfW
ReplyDeletetrims.. jazakallah khairan katsira
ReplyDeleteSubhanallah, terima kasih infonya, saya mulai sekarang ingin mengamalkan nya
ReplyDeleteBarakallah..mari kita zikir Allah Allah Allah..dan kita ajarkan kepada keluarga kita, dan semua orang islam
ReplyDeleteTerimakasih 🙏
ReplyDeleteterimakasih
ReplyDeleteMaulana syekh h mhd makmun
ReplyDeleteAllah Allah
ReplyDelete