Saturday 23 December 2017

Hukum Memperingati Hari Ibu: Ikut UAS atau Syekh Ali Jum'ah?


Hukum Memperingati atau Mengucapkan Selamat Hari Ibu. UAS Ternyata Berbeda dengan Syekh Ali Jum'ah (Mufti Mesir di masanya, sekarang sudah pensiun). Lalu Sikap Kita Bagaimana? Pilih Pendapat Siapa?
========

Friday 22 December 2017

Bukti Syekh Ali Jum'ah (Mantan Mufti Mesir) Bukan Syi'ah

Sebuah situs menuduh Syekh Ali Jum’ah, mantan Mufti Mesir, sebagai seorang Syi’ah. Kaget luar biasa saya. Situs yang selama ini saya lihat isinya berpaham wahabi itu, menuliskan judul: “Ternyata Terbukti  Syekh Ali Jum’ah Mantan Mufti Mesir Beraqidah Syi’ah”.

Saya tak percaya. Terus-terang, I don’t believe the article. Propaganda wahabi, sering menuduh-nuduh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai Syi’ah.

Alhamdulillah kemudian saya mendapatkan artikel berikut ini di situs Hidayatullah.com . Dari artikel ini, jelas terbukti bahwa Syekh Ali jum’ah bukanlah seorang Syi’ah. Masak seorang Syi’ah akan menentang penyebaran ajaran Syi’ah??? Yang bener aja, bro???! Cerdas dikit dong kalau ingin mem-fitnah.

Lembaga Fatwa Mesir: Peringati Hari Ibu Hukumnya Boleh

Memperingati Hari Ibu menurut Fatwa Lembaga Fatwa Mesir
Nomor Urut : 2268 
Tanggal Jawaban : 16/08/2004

Memperhatikan permohonan fatwa nomor 708 tahun 2004 yang berisi: Apa hukum memperingati Hari Ibu? Apakah ia termasuk bid'ah?
Jawaban : Mufti Agung Prof. Dr. Ali Jum'ah Muhammad

Manusia merupakan makhluk Allah yang istimewa. Allah memuliakannya karena sifat kemanusiaannya itu. Dia telah menciptakan manusia dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam jasadnya. Allah pun memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada manusiadan menjauhkan Iblis dari rahmat-Nya karena menolak melaksanakan perintah sujud tersebut.

Monday 4 December 2017

Siapa Sebenarnya Al-Asya'iroh atau Asy-'Ariyyah Itu?

Siapa Sebenarnya Al-Asya'iroh atau Asy-‘Ariyyah Itu?

Berikut ini petikan-petikan dari terjemah Kitab “Mafahim Yajib An Tushohhah” karya Al-Habib Dr. Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani rahimahulloh:

1
Banyak kaum muslimin tidak mengenal madzhab al-Asya’irah (kelompok ulama penganut madzhab Imam Asy’ari) dan tidak mengetahui siapakah mereka, dan metode mereka dalam bidang aqidah. Sebagian kalangan, tanpa apriori, malah menilai mereka sesat atau telah keluar dari Islam dan menyimpang dalam memahami sifat-sifat Allah swt. Ketidaktahuan terhadap madzhab al-Asya’irah ini adalah faktor retaknya kesatuan kelompok Ahlussunnah dan terpecah-pecahnya persatuan mereka, sehingga sebagian kalangan yang bodoh memasukkan al-Asya’irah dalam daftar kelompok sesat. Saya tidak habis pikir, mengapa kelompok yang beriman dan kelompok sesat disatukan? Dan mengapa Ahlussunnah dan kelompok ekstrim Mu’tazilah (Jahmiyyah) disamakan?

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ
"Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)." (QS. Al-Qalam:35)
******