Friday 22 December 2017

Bukti Syekh Ali Jum'ah (Mantan Mufti Mesir) Bukan Syi'ah

Sebuah situs menuduh Syekh Ali Jum’ah, mantan Mufti Mesir, sebagai seorang Syi’ah. Kaget luar biasa saya. Situs yang selama ini saya lihat isinya berpaham wahabi itu, menuliskan judul: “Ternyata Terbukti  Syekh Ali Jum’ah Mantan Mufti Mesir Beraqidah Syi’ah”.

Saya tak percaya. Terus-terang, I don’t believe the article. Propaganda wahabi, sering menuduh-nuduh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai Syi’ah.

Alhamdulillah kemudian saya mendapatkan artikel berikut ini di situs Hidayatullah.com . Dari artikel ini, jelas terbukti bahwa Syekh Ali jum’ah bukanlah seorang Syi’ah. Masak seorang Syi’ah akan menentang penyebaran ajaran Syi’ah??? Yang bener aja, bro???! Cerdas dikit dong kalau ingin mem-fitnah.


Nah, silakan pemirsa baca sendiri artikel berikut ini. Judulnya : “Sikap Syekh Ali Jum’ah Terhadap Syi’ahisasi Di Negeri Sunni”.
Dan mari waspada terhadap fitnah.
===========================

Sikap Syekh Ali Jum’ah Terhadap Syi’ahisasi Di Negeri Sunni
Ahad, 19 Juli 2015 - 08:00 WIB
Oleh: Mahmud Budi Setiawan

Syeikh Ali Jumah mengingatkan, ‘penyebaran idielogi Syiah di wilayah Sunni hanya akan membuat stabilitas keamanan masyarakat terganggu.

اتَّقُوا اللهَ فِيْنَا وَفِيْ أَنْفُسِكُمْ…أَنَّنَا نُحِبُّ أَهْلَ الْبَيْتِ…خُطَطُكُمْ لِتَحْوِيْلِ أَهْلِ السُّنَّةِ إِلَى شِيْعَة فِي مِصْرَ لَنْ تُفْلِحَ أَبَدًا”.
 “Bertakwalah pada Allah, baik pada diri kita maupun kalian. Kita sama-sama mencitai Ahlul Bait. (Namun)Usaha kalian dalam menyebarkan ideologi Syi`ah di Mesir, tidak akan berhasil selamanya.”

Begitulah petikan dari Syeikh Ali Jum`ah ketika masih menjadi Mufti Mesir, yang penulis dapat dari situs resmi Dār Al Iftā`Mesir.

Syeikh Ali Jumah  mengingatkan, ‘penyebaran idielogi Syiah di wilayah Sunni hanya akan membuat stabilitas keamanan masyarakat terganggu.
Statemen ini beliau katakan dalam Aula Muhammad Abduh, ketika sedang menyampaikan kuliah yang diselenggarakan Majma` Buhuts Al Islami di Al-Azhar sebagai peringatan atas bahaya pemikiran Syi`ah(9 Oktober 2012).

Ada lima poin penting yang beliau paparkan mengenai perbedaan mendasar Syiah dengan Sunni:

Pertama, akidah al-badā` (idiologi Syi`ah yang menyatakan bahwa Allah telah menetapkan sesuatu kemudian mengubah pendapatnya dan menarik kembali keputusannya). Pendapat ini sangat ditentang Ahlu Sunnah.

Keduatahrīf (penyimpangan) Al Qur`an.
Syiah meyakini, dalam Al Qur`an yang diyakini oleh Ahlus Sunnah ada tahīf-nya. Ada ulama Syi`ah yang bernama Syaikh An-Nuri sampai mengarang kitab yang berjudul: “Fashlu al-Khithāb fī Tahrīfi Kitābi Rabbi al-Arbāb (Penjelasan tentang penyimpangan dalam Kitab Al Qur`an)”. Pandangan ini sangat ditolak oleh Sunni.

Ketiga, perbedaan terkait mengenai keadilan sahabat serta celaan mereka terhadap sahabat-sahabat yang mulia.
Banyak sekali bukti tertulis dalam kitab-kitab mereka yang mencela para sahabat. Ada sekitar 110 jilid kitab rujukan inti Syi`ah yang lima di antaranya mencela para sahabat nabi, yang kemudian berusaha dilenyapkan agar mereka tidak mendapat pertentangan dari yang lain.

Keempat, perbedaan terkait masalah taqiyah.
Menurut Syeikh Ali Jumah, Syiah tidak segan-segan melakukan kebohongan demi membela pendapatnya. Sedangkan Ahlus Sunnah mengecam keras hal itu.

Kelima, Ahlus Sunnah tidak mengakui kemaksuman seorang pun kecuali para nabi. Adapun Imam Ahlul Bait mereka memang takwa dan berilmu, namun tidak sampai maksum dan bukan sebagai sumber hukum. Demikianlah beberapa poin penting yang disampaikan beliau dalam kuliahnya.

Sebenarnya banyak sekali usaha yang menginginkan terjadinya rekonsiliasi antara paham Ahlus Sunnah dan Syiah. Di antara ulama yang berusaha mewujudkannya: Syeikh Mahmud Syaltut, Syeikh, Manshur Rajab, Syaikh Abdul Aziz Isa, Syeikh Al-Baquri, bahkan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan masih banyak yang lainnya. Hanya saja usaha ini menjadi sia-sia lantaran dilanggar sendiri oleh Syiah yang jelas-jelas memiliki ideologi berbeda dengan Ahlus Sunnah.

Kalau antara Syiah dan Sunni memang bisa benar-benar menyatu, maka tidak mungkin dalam sejarah pahlawan sekaliber Nuruddin Mahmud Zanki, Asaduddin Syirkuh, Imam Al-Ghazali dengan madrasah Nidhamiyahnya, Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi yang notabene merupakan bagian dari Ahlus Sunnah –secara bertahap dan bijak- mengubah ideologi Al-Azhar (atau Mesir) dari Syiah menjadi Sunni kembali (baca: Muhammad Shallābi, Shalāhuddīn al-Ayyūbi wa juhūduhu fī al-Qaḍā `ala al-Daulah al-Fāṭimiyah wa Tahrīri Baiti al-Maqdis).

Sikap ulama Mesir terhadap Syiah –baik tempo dulu maupun sekarang- semestinya bisa menjadi pelajaran berharga bagi Bangsa Indonesia untuk mewaspadai ideologi Syiah.

Bagaimana mungkin minyak dan air bisa menyatu? Kalau ideologi ini dibiarkan berkembang, maka sangat mungkin terjadi apa yang dipaparkan oleh Syaikh Ali Jum`ah bahwa penyebaran Syi`ah dalam komunitas Sunni hanya akan merusak stabilitas keamanan. Semoga kita bisa terhindar dari fitnah besar ini. Wallāhu a`lam.*

Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi yang notabene merupakan bagian dari Ahlus Sunnah –secara bertahap dan bijak- mengubah ideologi Al-Azhar (atau Mesir) dari Syiah menjadi Sunni

Penulis alumni PKU VIII UNIDA Gontor 2014
Rep: Admin Hidcom
Editor:

Sumber:

https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2015/07/19/74216/sikap-syeikh-ali-jumah-terhadap-syiahisasi-di-negeri-sunni.html

1 comment:

  1. judi togel online dengan presentase kemenangan tertinggi
    Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
    Proses deposit dan withdraw tidak terbatas dan 24 jam online hanya untuk member setia kami

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995
    BBM: D8C363CA

    ReplyDelete

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...