Rasulullah
saw pernah mendengar bahwa salah seorang sahabatnya, Abdullah bin Amru bin ‘Ash,
bertekad akan berpuasa setiap hari dan akan mengkhatamkan (menamatkan) Alquran
setiap malam. Maka Rasulullah menegur Abdullah tersebut. Perhatikan dialog
mereka berdua—insya Allah bermanfaat buat Anda—berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim berikut ini:
RASULULLAH:
“Benarkah kabar yang sampai kepadaku bahwa engkau akan berpuasa sepanjang masa
(setiap hari) dan akan megkhatamkan Alquran setiap malam?”
ABDULLAH:
“Benar ya Rasulallah. Dan saya berbuat demikian tidak lain kecuali karena
mengharapkan kebaikan”
RASULULLAH:
“(kalau begitu) berpuasalah seperti puasanya Nabi Dawud as (sehari puasa,
sehari tidak) karena sesungguhnya Nabi Dawud adalah orang yang paling banyak
ibadahnya. Dan khatamkanlah Alquran sekali sebulan saja”
ABDULLAH:
“Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku sanggup lebih dari itu”
RASULULLAH:
“Kalau begitu, khatamkanlah setiap dua puluh hari sekali”
ABDULLAH:
“Wahai Nabi Allah, aku sanggup lebih dari itu”
RASULULLAH:
“Kalau begitu, khatamkanlah setiap 10 (sepuluh) hari sekali”
ABDULLAH:
“Wahai Nabi Allah, aku masih sanggup lebih dari itu”
RASULULLAH:
“Khatamkanlah sekali seminggu, dan jangan lebih cepat dari itu”
Abdullah
berkata: “Aku memperberat diriku sehingga aku diberi dengan yang lebih berat.
Dan berkatalah Nabi saw kepadaku: “Kamu tidak tahu, bisa jadi umurmu akan
dipanjangkan oleh Allah”. Lalu terjadilah apa yang diucapkan oleh Nabi itu.
Maka tatkala aku sudah tua, aku sangat menginginkan agar seandainya dulu aku
terima saja keringanan dari Nabi saw tersebut”. –SELESAI—
Kenapa
sampai terjadi penyesalan seperti itu di hati Abdullah bin Amru bin Ash diwaktu
ia telah berusia tua itu? Karena ia merasa sudah tidak sanggup lagi untuk
merutinkan amal-amalnya yang berat itu. Sementara, menghentikan amal yang sudah
biasa dirutinkan adalah hal yang tidak disenangi oleh Allah swt.
Karena
itu, berpikirlah sebelum memilih suatu amal sunnah yang ingin dirutinkan. Lebih
baik sedikit atau ringan, tetapi kita sanggup untuk merutinkannya sampai usia
tua kita daripada banyak atau berat tetapi kita tidak sanggup untuk merutinkannya
hingga ke masa tua.
Contoh:
Lebih baik salat Duha dua rakaat saja tetapi bisa rutin setiap hari, daripada
salat Duha lebih dari dua rakaat tetapi tidak bisa merutinkannya. Lebih baik salat witir 3 rakaat saja setiap malam daripada salat witir lebih dari itu tetapi tidak bisa merutinkannya. Kiaskanlah kepada contoh-contoh yang lainnya.
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...