Sunday 18 June 2017

Menyamakan Semua Agama di Sisi Tuhan, Bukan Ajaran Islam



Saya mencoba mencermati dan membandingkan pernyataan KH Maman Imanulhaq Faqih dalam sebuah acara Kick Andy di Metro TV. Saya belum tahu persis posisi beliau di jajaran elit PBNU. Namun yang jelas, dari alur pemikirannya, dia akan membawa ummat ini ke lembah kebingungan dan kerancuan dalam keimanan.

Setelah saya melihat potongan videonya, saya mulai befikir. Ke arah mana beliau menyandarkan pendapatnya ini?

Maman berkata :
"Orang yang jujur, orang yang soleh, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas, apapun agamanya dia PASTI MENDAPAT TEMPAT TERBAIK DI SISI ALLAH SWT"

Jika menyandarkan pendapatnya kepada ajaran Islam, jelas Islam menolak pemikiran seperti di atas, baik di dalam Alqur'an maupun di dalam Hadist Nabi saw. Namun jika menyandarkan pendapatnya kepada ajaran Buddha maka ada kesamaan, bahkan persis, pendapat Maman Imanulhaq Faqih dengan ajaran Buddha.

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial. Bukan pula karena percaya atau menganut suatu ajaran agama. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik.

Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nirvana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya. Itu di atas ajaran Buddha.

Karena Islam tidak mengenal buah pemikiran Maman Imanulhaq Faqih, tidak berlebihan jika ada yang menganjurkan Maman Imanulhaq untuk meletakkan peci dan sorbannya serta title kiai yang disandangnya. Bergantilah, pindah menjadi biksu sebagai penganut agama Buddha yang baik.

Islam mengakui akan amal seorang kafir yang baik, amalnya yang soleh. Namun Allah beri imbalan kebaikannya itu di dunia, tidak di akhirat. Di akhirat kelak Allah jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan (Lihat Alqur'an surah Al-Furqaan : 23).

Pernah tahu tentang Gandhi dan bunda Theresa??
Bunda Theresa adalah seorang yang mempunyai solidaritas sosial yang kuat, loyalitas dan dedikasi tak diragukan. Namun dia seorang kristen, dan dia mengimani Yesus sebagai tuhan.

Begitupun juga dengan Gandhi. Perilaku dan cara menghormati kepada sesama menjadi ciri dan wataknya yang khas. Kebaikannya teruji. Namun dia penyembah berhala.

Kedua tokoh ini amat terkenal dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Kebaikannya juga tak diragukan.

Kedua orang ini mungkin mendapat nilai yang tinggi dalam kualitas amal kebaikannya, tapi dia gagal dalam keimanan. Syarat untuk mendapat tempat yang baik dan mulia di sisi Allah di surga harus memiliki empat hal. Dalam Alquran surat Al-Ashr disebutkan:

وَالْعَصْرِ * إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ * إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴾ (العصر1-3)
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang: (1) BERIMAN dan (2) mengerjakan amal sholeh, dan (3) nasehat menasehati supaya menaati kebenaran, dan (4) nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)

Bagi manusia manapun, untuk masuk mendapat tempat yang baik dan mulia di sisi Allah, minimal membutuhkan 4 hal:
1. butuh iman. Beriman pada Allah swt, tidak menyembah berhala, tidak mempercayai manusia sebagai Tuhan, tidak boleh mengimani Yesus atau lainnya sebagai tuhan.
2. yang kedua, butuh amal sholeh (kebaikan),
3. ketiga, mengajak orang lain pada kebenaran,
4. dan keempat, mengajak orang lain dalam kesabaran.

Allah telah menegaskan didalam Kitab suci-Nya:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.”(QS: Ali Imraan: 85).

Saya sebagai anak kampung, sangat miris dan menyayangkan pemikiran KH Maman Imanulhaq Faqih. Namanya sangat bagus "Imanulhaq" (keimanan yg benar). Namun keyakinan dari si pemilik nama malah bertolak belakang menjadi Imanulbatil (keimanan yang batil).

Dengan tak bermaksud merendahkan beliau, pola pemikiran menyesatkan seperti ini tak layak diusung oleh seorang yang menyandang predikat kiai. Layaknya diusung oleh seorang biksu penganut agama Buddha.

dikutip dan diedit dari tulisan Moh Aflah (si Anak Kampung)

Sumber: FB Muhammad Idrus Ramli – 18 Juni 2017

2 comments:

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...