Kata
“wahabi” disandarkan kepada seorang tokoh yang bernama Muhammad bin Abdul
Wahhab. Kalau saya sendiri, tak terlalu mempersoalkan nama itu, yang penting
adalah substansinya. Ada beberapa hal yang membuat kelompok ini tak berkenan di
hati saya, dan saya menganggap hal tersebut adalah hal yang urgen
(penting/prinsipil). Saya sebutkan beberapa saja di sini:
(1)
mereka tak menerima adanya bid’ah hasanah. Mereka menganggap semua bid’ah itu
sesat, sehingga banyak sekali amal saleh umat Islam yang mereka salah-salahkan.
Padahal para ulama terdahulu (ulama salaf) yang tak bisa diremehkan kapasitas
ilmunya telah menerangkan masalah bid’ah ini dan membenarkan adanya bid’ah
hasanah (bid’ah yang baik). Klik di sini: tentang bid'ah.
(2)
pemahaman “syirik” versi mereka. Mereka menyalahkan orang yang ziarah kubur dengan
alasan “syirik”. Mereka menyalahkan orang yang bertabarruk dengan benda-benda
orang saleh dengan alasan “syirik”. Padahal hal-hal tersebut dibenarkan oleh
ulama-ulama terdahulu dan ada dalil-dalinya, sehingga tidak tergolong syirik. lihat di sini: masalah tabarruk
Tuduhan
“syirik” itu bukan tuduhan yang main-main. Itu adalah perkara yang besar.
Karena itu tak boleh sembarangan seseorang melontarkan cap “syirik” kepada
orang lain. Konon, dengan alasan menghindarkan orang dari syirik ini, kelompok wahabi telah menghancurkan banyak makam sahabat Nabi saw dan juga makam para ulama atau orang-orang saleh (silakan cari infonya
di internet, wallohu a’lam).
(3)
Menolak sama sekali hadits dho’if. Padahal para ulama terdahulu seperti Imam
Ibnu Hanbal, Imam Syaf’ii, dan lain-lain tidak bersikap demikian. Mereka
(ulama2 terdahulu) tetap menerima dan memakai hadits dho’if. Hanya saja, mereka
menempatkannya pada tempatnya. Baca di sini
Tiga
hal itu saja, bagi saya, sudah membuktikan pemahaman Islam mereka tidak sama
dengan pemahaman Islam generasi salaf.
Masih
banyak lagi hal lainnya, di mana mereka menyalahkan amalan-amalan umat Islam
yang sejatinya tak perlu dipermasalahkan.
Dan
oknum kelompok ini telah menganggap sesat golongan Asy’ariyah dan golongan
Maturidiah (lihat dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf karya Ustad Yazid Jawaz atau dikenal juga dengan
nama Yazid bin Abdul Qadir). Ini hal luar biasa, tidak main-main.
Kalau
menganggap golongan Asy’ariyah dan Maturidiah sebagai golongan yang sesat dan
menyesatkan, itu berarti sekian banyak ulama besar telah dia anggap sesat (termasuk
di dalamnya Imam Ibnu Hajar Al-asqalani, pengarang Kitab Fathul Bari; Imam
Al-Ghazali, pengarang Kitab Ihya ‘Ulumiddin; Imam Nawawi, pengarang kitab
Riyadus Solihin; karena mereka semua adalah Asy’ariyyah).
Ketika
ada seseorang menganggap sesat orang lain, maka tidak bisa tidak,
kemungkinannya pasti salah satu dari dua hal, yaitu: jika tidak yang dituduh
yang sesat, maka sesungguhnya si penuduhnya lah yang sesat.(Buya Amin)
Artikel Terkait: "Kenapa Saya Menolak Wahabi (2)"
Artikel Terkait: "Kenapa Saya Menolak Wahabi (2)"
Setuju sekali, barang siapa menuduh orang lain sesat, jika tidak, tuduhan itu akan kembali kepada nya. MasyaAllah
ReplyDelete