Tuesday, 22 November 2016

Kenapa Saya Menolak Wahabi





Kata “wahabi” disandarkan kepada seorang tokoh yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab. Kalau saya sendiri, tak terlalu mempersoalkan nama itu, yang penting adalah substansinya. Ada beberapa hal yang membuat kelompok ini tak berkenan di hati saya, dan saya menganggap hal tersebut adalah hal yang urgen (penting/prinsipil). Saya sebutkan beberapa saja di sini: 

(1) mereka tak menerima adanya bid’ah hasanah. Mereka menganggap semua bid’ah itu sesat, sehingga banyak sekali amal saleh umat Islam yang mereka salah-salahkan. Padahal para ulama terdahulu (ulama salaf) yang tak bisa diremehkan kapasitas ilmunya telah menerangkan masalah bid’ah ini dan membenarkan adanya bid’ah hasanah (bid’ah yang baik). Klik di sini: tentang bid'ah.


(2) pemahaman “syirik” versi mereka. Mereka menyalahkan orang yang ziarah kubur dengan alasan “syirik”. Mereka menyalahkan orang yang bertabarruk dengan benda-benda orang saleh dengan alasan “syirik”. Padahal hal-hal tersebut dibenarkan oleh ulama-ulama terdahulu dan ada dalil-dalinya, sehingga tidak tergolong syirik. lihat di sini: masalah tabarruk

Tuduhan “syirik” itu bukan tuduhan yang main-main. Itu adalah perkara yang besar. Karena itu tak boleh sembarangan seseorang melontarkan cap “syirik” kepada orang lain. Konon, dengan alasan menghindarkan orang dari syirik ini, kelompok wahabi telah menghancurkan banyak makam sahabat Nabi saw dan juga makam para ulama atau orang-orang saleh (silakan cari infonya di internet, wallohu a’lam). 

(3) Menolak sama sekali hadits dho’if. Padahal para ulama terdahulu seperti Imam Ibnu Hanbal, Imam Syaf’ii, dan lain-lain tidak bersikap demikian. Mereka (ulama2 terdahulu) tetap menerima dan memakai hadits dho’if. Hanya saja, mereka menempatkannya pada tempatnya. Baca di sini

Tiga hal itu saja, bagi saya, sudah membuktikan pemahaman Islam mereka tidak sama dengan pemahaman Islam generasi salaf.
Masih banyak lagi hal lainnya, di mana mereka menyalahkan amalan-amalan umat Islam yang sejatinya tak perlu dipermasalahkan.

Dan oknum kelompok ini telah menganggap sesat golongan Asy’ariyah dan golongan Maturidiah (lihat dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf karya  Ustad Yazid Jawaz atau dikenal juga dengan nama Yazid bin Abdul Qadir). Ini hal luar biasa, tidak main-main. 

Kalau menganggap golongan Asy’ariyah dan Maturidiah sebagai golongan yang sesat dan menyesatkan, itu berarti sekian banyak ulama besar telah dia anggap sesat (termasuk di dalamnya Imam Ibnu Hajar Al-asqalani, pengarang Kitab Fathul Bari; Imam Al-Ghazali, pengarang Kitab Ihya ‘Ulumiddin; Imam Nawawi, pengarang kitab Riyadus Solihin; karena mereka semua adalah Asy’ariyyah).

Ketika ada seseorang menganggap sesat orang lain, maka tidak bisa tidak, kemungkinannya pasti salah satu dari dua hal, yaitu: jika tidak yang dituduh yang sesat, maka sesungguhnya si penuduhnya lah yang sesat.(Buya Amin) 

Artikel Terkait: "Kenapa Saya Menolak Wahabi (2)"

1 comment:

  1. Setuju sekali, barang siapa menuduh orang lain sesat, jika tidak, tuduhan itu akan kembali kepada nya. MasyaAllah

    ReplyDelete

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...