Kondisi akhir-akhir ini membuat saya teringat dengan
penjelasan salah satu kiyai saya di masa kecil. Kiyai panutan saya itu, dahulu,
menjelaskan adanya orang yang memperlakukan ulama layaknya ayam.
Ketika kami kebingungan mencerna penjelasan Pak Kiyai,
beliau memberikan analogi yang sangat gamblang sehingga saya benar-benar
memahami maksud Pak Kiyai dan masih ingat sampai sekarang, saat masa belajar di
madrasah telah berlalu sekian puluh tahun.
Pak Kiyai pun menyampaikan pertanyaan kepada kami.
"Saat ibu kamu selametan sebelum kelahiranmu, apa yang dia sembelih sebagai berkat untuk para hadirin?"
"Ayam" jawab kami.
"Saat kalian lahir, ada selametan lagi, bapak dan
ibumu menyembelih apa untuk dihidangkan?"
"Ayam" tutur kami, serentak.
"Ketika kalian sunat, ketika kakak-kakak kalian
nikah, dan upacara sakral lain, apa yang disembelih sebagai salah satu hidangan
selamatan?"
"Ayam" ujar kami.
"Ketika keluargamu membuat rumah dan ada
syukurannya, apa yang disembelih sebagai hidangan dalam acara makan dan berkat
yang dibagikan kepada santri dan hadirin yang mendoakan?"
"Ayam" jawab kami, makin kencang.
"Tetapi," lanjut Pak Kiyai, "saat
rumahmu sudah jadi, dan dipasangi keramik atau tidak, saat ada ayam masuk ke
dalam rumah, apa yang dilakukan oleh keluargamu?"
"Usir"
***
Pak Kiyai kemudian menjelaskan, ulama, kiyai, atau
ustadz hanya dibutuhkan saat ada keperluan. Membaca doa. Saat ada yang butuh
bantuan. Saat terkena musibah. Dan lain sebagainya. Tetapi, ketika seseorang
sudah kaya bahkan berada pada tahta yang tinggi, ulama, kiyai, ustadz, dan
ajengan serta-merta dilupakan. Seperti tidak dibutuhkan bahkan diperlakukan
dengan sangat tidak baik.
Pikiran saya benar-benar melayang dan mundur ke zaman
itu, terutama beberapa hari terakhir. Teringat sesosok yang rajin datangi
ulama, kiyai, ustadz, dan para habib saat pencalonan, tapi pergi dengan sengaja
saat para ustadz, kiyai, dan para habib itu bertamu ke kediamannya. Bukan hanya
dibiarkan di luar sampai malam sebelum diusir, sosok tersebut pun enggan
menemui. Padahal perwakilan ulama, kiyai, ustadz, dan habib ingin bertemu dalam
diskusi di rumahnya yang sudah pasti terjamin keamanannya.
Wallahu a'lam. [Om Pir/Tarbawia]
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...