Kalau
seorang ulama besar yang bertaqwa, apalagi ulama besar yang masa hidupnya
berada pada generasi salaf (seperti Imam Syafi’i dan lain-lain), telah
mengeluarkan sebuah kesimpulan dalam suatu urusan agama, maka ketahuilah bahwa
kesimpulan tersebut adalah kesimpulan yang tidak main-main. Kesimpulan tersebut
adalah kesimpulan yang lahir dari penguasaan berbagai disiplin ilmu agama
(ilmu-ilmu tentang Alquran seperti tafsir dll, tentang hadits [seperti tentang
sanadnya, matannya,asbabul wurudnya dsb], tentang bahasa, sejarah, dan
sebagainya). Kesimpulan tersebut lahir dari pemahaman mereka yang komprehensif
tentang dinul Islam ini. Sehingga benar-benar tidak bisa diremehkan.
Mereka
mengerti secara mendalam makna apa yang terkandung dalam sebuah hadits yang
kadangkala tak dapat diketahui oleh orang awam. Mereka mengerti
pula hubungan ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Hadits yang satu dengan hadits yang lainnya.
pula hubungan ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Hadits yang satu dengan hadits yang lainnya.
Seperti,
contoh, tentang masalah bid’ah. Imam Syafi’i, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan
lain-lain telah mengeluarkan kesimpulan bahwa bid’ah itu terbagi dua: ada yang
baik dan ada yang buruk. Bid’ah yang baik diperbolehkan, bahkan bisa berpahala.
Bid’ah yang buruk, itulah bid’ah yang sesat atau dilarang.
Maka
kita harus menyadari bahwa kesimpulan tersebut lahir dari pemahaman mereka yang
mendalam dan komprehensif tentang urusan agama. Mereka mengerti hubungan hadits
yang menyatakan “semua bid’ah itu sesat” dengan hadits-hadits lainnya yang
membolehkan bid’ah yang baik. Dan kesimpulan seperti itu juga lahir dari jiwa mereka
yang bertaqwa (karena sejarah hidup mereka terkenal dengan ketaqwaannya).
Kalau
kita sudah dapat memahami seperti itu, maka masih pantaskah kita meragukan
apalagi berburuk sangka dengan kesimpulan mereka?
Khusus
tentang masalah bid’ah, masih pantaskah kita ragu apalagi menolak tentang
dibolehkannya bid’ah hasanah (bid’ah yang baik)? Apalagi kalau kita sudah
mengerti pula betapa kuatnya dalil-dalil atau dasar-dasar hujjah/argumentasi
mereka dalam hal ini. (Buya Amin)
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...