Lebih baik belajar lagi dan lagi |
Bagi
Anda-Anda yang masih belum bisa menerima dibolehkannya bid’ah hasanah dalam
Islam, saya menganjurkan: dari pada Anda-Anda sibuk menyalah-nyalahkan orang
lain, mencela bid’ah ke sana kemari, lebih baik Anda gunakan waktu dan energi
Anda untuk mencari dan menyelami kenapa para ulama salaf itu sampai membenarkan
adanya bid’ah hasanah.
Saya
sebagai orang yang selama ini bergelut di bidang agama (bukan bermaksud untuk
sombong loh ya) dan telah mempelajari aneka disiplin ilmu agama (seperti
tafsir, fiqh, ushul fiqh, bahasa Arab, mustolahul hadits, ilmu balaghoh dan
lain-lain) secara persis—dalam masalah bid’ah ini—menyadari bahwa sesungguhnya
bukan mereka yang mengadakan maulid Nabi itulah yang salah. Bukan mereka yang
membaca Yasin secara bersama-sama itulah yang salah.
Permasalahan sesungguhnya adalah pada Anda. Andalah yang patut dikasihani. Andalah yang masih gagal memahami kenapa para ulama salaf itu membolehkan bid’ah hasanah.
Permasalahan sesungguhnya adalah pada Anda. Andalah yang patut dikasihani. Andalah yang masih gagal memahami kenapa para ulama salaf itu membolehkan bid’ah hasanah.
Jadi
berhentilah menyalah-nyalahkan orang atau menganggap amalan-amalan orang itu bertentangan
dengan amalan Nabi saw. Lebih baik kita menambah ilmu, mempelajari lagi dan
mempelajari lagi, sebagaimana yang insya Allah masih terus saya lakukan sampai
hari ini. Dan saya ingatkan bahwa ada ilmu-ilmu yang berkait dengan ilmu agama
yang tidak akan bisa Anda kuasai dengan hanya membaca buku saja. Anda harus
cari gurunya.
Contohnya:
ilmu Nahwu, Shorof, tajwid, ushul fiqh, balaghah, dan lain-lain. Semua ilmu itu
kadang-kala sangat dibutuhkan untuk dapat memahami suatu masalah agama secara
komprehensif. Saya rasa orang-orang yang gagal memahami sebuah kesimpulan yang
telah dibuat oleh para ulama tentang suatu masalah agama, adalah di sini
masalah besarnya. Mereka tidak memiliki ilmu yang cukup untuk memahami itu.
Mereka berkeras diri saja dengan mengajukan sebuah ayat atau hadits, lalu menganggap
orang-orang yang bertentangan dengannya sebagi orang yang tidak mengikuti
Alquran atau hadits. Padahal dialah yang telah gagal dalam memahami ayat atau
hadits tersebut. (Buya Amin)
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...