Wednesday 22 February 2017

Bukti Adanya Tuhan




Sebenarnya menurut saya pembahasan ini tidak begitu diperlukan, karena keberadaan Tuhan itu rasanya adalah hal yang sangat sulit sekali untuk dinafikan. Justru bagi saya yang mengherankan itu adalah orang-orang yang tidak bisa menerima adanya Tuhan. Orang-orang yang tidak mengakui adanya Zat yang telah menciptakan dan mengatur alam ini. Di mana akal mereka?

Kalau mau jujur, sebenarnya yang patut dipertanyakan itu adalah pemahaman mereka. Kenapa mereka sampai tidak mengakui adanya Tuhan? Apa buktinya bahwa Tuhan itu tidak ada? Itulah hal-hal yang semestinya dipertanyakan, karena hal-hal itulah yang terasa aneh dan janggal.


Tapi baiklah, karena kita berusaha mengajak orang pada kebaikan dan kebenaran, apa salahnya kita bahas hal ini. Apa salahnya kita jawab pertanyaan mereka-mereka yang menggugat keberadaan Tuhan. Nanti kalau sudah dijelaskan, mereka tetap juga tidak mau terima, ya terserah.

Elo mau masuk neraka atau nggak, sebenarnya itu kan urusan lo. Kalau Lo besok di akhirat masuk neraka, sebenarnya yang rugi kan elo. Apa urusannya ama gue? Ya nggak?! Buat apa gue pusing dan capek mikirin orang sesat kayak elo. Yang penting, Lo nggak mengacau dan bikin resah di masyarakat. Lo nggak mengajak-ajak orang lain untuk ikut-ikutan sesat kayak elo. Oke?!

Kita sebagai orang yang percaya dan mengabdi kepada Tuhan, dianjurkan untuk peduli terhadap sesama. Dianjurkan untuk mengajak orang pada kebaikan dan kebenaran. Itulah makanya saya berusaha juga untuk menulis artikel ini. Saya luangkan waktu dan energi saya untuk menulis hal-hal yang saya pikir bermanfaat. Kalo menurut lo artikel ini nggak bermanfaat, berarti artikel ini bukan buat elo, mungkin buat yang lain, oke?!

Sedangkan lo, kalo lu memang gak percaya dengan keberadaan Tuhan, maka semestinya lo nggak usah menyebarkan pemahaman lo itu. Karena nggak ada yang ngasih tugas ama elo kan? Siapa yang ngasih tugas, coba? Negara tidak, Tuhan pun sudah pasti tidak (masak orang yang tidak percaya pada Tuhan merasa punya tugas dari Tuhan. Kan gak mungkin)?

Kalo kita, orang yang beragama, merasa punya tugas untuk menyebarkan pemahaman dan ajaran agama kita. Tugas dari siapa? Tugas dari Tuhan. Nah kalo elu? Tugas dari siapa, coba?!

Kalo lu tetap ngotot menyebarkan pemahaman anti-tuhan lu itu, sementara lu berada di negara yang berlandaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, negara yang mengakui adanya Tuhan, berarti ada yang aneh. Ada yang tidak beres dan harus diselidiki. Apa motif dari penyebaran paham sesat lo itu? Lu mau ngancurin bangsa dan negara ini? Atau siapa yang berada di balik layar penyebaran paham sesat lo itu?

Oke, cukup sekianlah gugatan dari kita. Kalau diterusin nanti bisa melebar kemana-mana. Sekarang kita masuk ke topik pembahasan: Bukti Adanya Tuhan.

Coba perhatikan. Gak usah jauh-jauh, diri Anda saja dulu. Apakah Anda bisa mengubah dari perut ibu yang mana Anda harus dilahirkan? Apakah Anda bisa membuat diri Anda muncul di dunia tanpa proses kelahiran?

Itu saja sudah bukti yang tidak dapat dibantah tentang adanya Tuhan. Bukti bahwa kita ini ada yang menentukan. Ada Zat atau sesuatu yang telah menciptakan dan menentukan keberadaan kita yang tidak dapat kita tolak sama-sekali ketentuannya itu. Dia-lah yang biasa kita sebut dengan Tuhan.

Belum lagi kalau Anda sudah benar-benar memperhatikan hukum-hukum dan keteraturan-keteraturan yang ada di alam raya ini. Hukum-hukum dan rancangan-rancangan yang maha sempurna dan amat teliti yang berlaku baik pada tubuh Anda maupun benda-benda dan makhluk-makhluk lainnya yang ada di alam ini. Sungguh, benar-benar hanya orang yang tak mau menggunakan akalnya saja yang tidak dapat menerima keberadaan Tuhan. Atau mungkin orang yang sudah membohongi akal dan nuraninya sendiri karena suatu kepentingan tertentu. Wallohu a’lam.

Oke, saya tidak mau berpanjang-panjang. Kalau Anda mau tahu bagaimana telitinya Tuhan di dalam menciptakan dan mengatur apa-apa yang ada di alam semesta ini, Anda bacalah ilmu-ilmu pengetahuan. Terserah saja, mau ilmu pengetahuan apa. Asalkan ilmu pengetahuan itu benar, maka semakin dalam ilmu pengetahuan itu, semakin jelaslah ia sesungguhnya membuktikan keberadaan Tuhan. Karena tidak mungkin segala rancangan dan aturan yang demikian teliti dan sempurna itu terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang mengatur atau merancangnya.

Coba saja kalau artikel ini tidak ada yang membuat, merancang, dan mengaturnya, apa mungkin akan jadi sebuah artikel? Pasti tidak. Kalau huruf-huruf di artikel ini tidak saya ketik, tidak akan muncul apa-apa di sini. Kalau huruf-huruf di artikel ini tidak saya atur susunannya, maka yang akan Anda lihat pada artikel ini mungkin hanyalah kumpulan huruf-huruf yang berantakan, tak beraturan, dan tidak akan mengandung arti, pengertian, dan manfaat apa-apa.

Jadi kalau Anda melihat sesuatu yang telah tercipta dengan mengandung keteraturan, fungsi, manfaat, dan tujuan, maka pastilah sesuatu tersebut ada yang telah menciptakan, mengatur, dan merancangnya.

Untuk ukuran alam semesta yang seluas ini dengan segala isinya, sesuatu yang telah menciptakan, merancang, dan mengatur segala sesuatunya itu, biasa kita sebut dengan Tuhan.

Cukup sekian sajalah penjelasannya. Karena bagi orang yang berakal, hal ini adalah sesuatu yang amat mudah untuk diterima dan dibenarkan. Sedangkan bagi orang yang tidak berakal, atau tidak mau menggunakan akalnya, atau telah tega-teganya mengingkari dan mendustai akal dan nuraninya sendiri, maka untuk apa adanya sebuah penjelasan? Ya kan?! Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin.

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...