Tuesday 28 March 2017

Puasa di Bulan Rajab Itu Sunnah, Bukan Bid'ah



Saya pernah membaca sebuah postingan yang mencoba mencegah orang dari mengerjakan puasa di bulan Rajab. Biasa, pasti kerjaan para pengikut Wahabi atau orang-orang yang terpengaruh dengannya.

Mereka mengatakan bahwa amalan puasa di bulan Rajab itu bid’ah karena hadits-haditsnya banyak yang lemah atau bahkan palsu.

Nah, untuk mereka yang nge-share postingan seperti itu, tolong disimak ya penjelasan ini:

Boleh jadi memang bahwa di antara hadits-hadits yang tersebar tentang puasa Rajab itu ada yang palsu. Tetapi pertanyaannya: APAKAH SEMUANYA PALSU? Ternyata tidak!

Hadit-hadits tentang memperbanyak puasa di bulan Rajab ternyata BANYAK yang TIDAK PALSU. Di antara yang banyak itu, ada yang bernilai dha’if bahkan ada yang bernilai SHAHIH.


Untuk hadits-hadits yang bernilai dha’if, maka siapa bilang kita tidak boleh beramal sunnah dengan berdasarkan hadits-hadits dho’if ? Para ulama terdahulu membolehkan dan membenarkan hadits-hadits yang dho’if untuk dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan suatu amal yang bernilai sunnah (untuk mendalami ini, silakan baca lagi tulisan saya yang berjudul “Jangan RemehkanHadits Dha’if”).

Adapun hadits yang bernilai shahih, minimal saya menemukan adanya hadits berikut:
Aku (Utsman bin Hakim) bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab, dan saat itu kami sedang berada di Bulan Rajab. Sa’id menjawab: Aku pernah mendengar Ibnu Abbas berkata: “Dulu Rasulullah saw pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berpuasa” (HR. Muslim no 1960)

Maksud hadits di atas adalah bahwa pernah Rasulullah saw berpuasa di suatu bulan Rajab dengan amat banyak sekali (hampir setiap hari). Tapi pernah pula di bulan Rajab yang lainnya, beliau sangat sedikit berpuasa. Hal itu dilakukan Rasulullah untuk menunjukkan bahwa hukum berpuasa di bulan Rajab itu adalah sunnah. Karena kalau Rasulullah selalu merutinkannya, maka akan bisa dinilai wajib dan itu akan memberatkan umatnya karena ada kewajiban puasa pula di bulan Ramadhan.

Itulah yang harus dipahami oleh Anda-Anda yang terpengaruh dengan pemahaman Wahabi.

Yuk berhenti membid’ah-bid’ahkan amalan puasa di bulan Rajab. Karena dalil-dalilnya sudah jelas. Duduk perkaranya sudah jelas. Hanya konsep pemahaman Anda tentang bid’ah itu sajalah yang harus diperbaiki atau dibongkar. Kalau Anda mengikuti pola pemahaman Wahabi di dalam beragama, Anda akan terus seperti ini. Orang lain sibuk beramal shalih, Anda justru akan mencegah-cegahnya karena konsep/pemahaman bid’ah yang salah.

Ikutilah konsep/pemahaman bid’ah yang benar, yakni konsep yang telah digariskan oleh para ulama terdahulu. Sikapilah pula hadits-hadits dha’if secara benar, yakni seperti sikap para ulama terdahulu.

Suka mencegah-cegah orang lain melakukan kebaikan justru disebut oleh Allah sebagai salah satu sifat orang munafik (lihat surat at-Taubah ayat 67). Tidak takutkah Anda tergolong sebagai orang munafik? Kalau Anda takut, maka janganlah lagi Anda cegah-cegah orang melakukan atau memperbanyak puasa di bulan Rajab. Karena ia adalah kebaikan, amal shalih, sunnah Nabi sebagaimana yang telah diterangkan dalil-dalilnya di atas. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. (Buya Amin/Media Muslim)

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...