Saturday 10 December 2016

Berhati-Hatilah Berbicara Tentang Seorang Tokoh Muslim



Berhati-hatilah dalam berbicara tentang seorang tokoh di dunia ini, apalagi tentang seorang tokoh dari kalangan kaum muslimin. Jangan ikut-ikutan membicarakannya, baik memuji atau pun mencela, terlebih lagi jika sudah sampai melaknat atau menganggapnya “kafir”, “pembantai” dan lain sebagainya kecuali Anda benar-benar merasa yakin dengan hal itu.

Sadarilah bahwa opini Anda terbentuk seringkali hanyalah dari apa-apa yang Anda baca atau Anda dengar. Sementara nilai kebenaran dari berita-berita tersebut sulit bagi Anda untuk memastikannya. 

Anda tidak tahu pasti apakah berita-berita tersebut benar atau sekedar fitnah.
Anda juga tidak tahu pasti apakah situs-situs yang memberikan berita tersebut benar-benar milik orang Islam atau sebenarnya hanyalah corong dan kaki tangan dari kaum-kaum kafir.

Belajarlah dari pengalaman masa lalu. Sudah banyak tokoh-tokoh muslim yang menjadi korban fitnah musuh-musuh Islam, dan akhirnya binasa di tangan kaum muslimin sendiri atau di tangan musuh-musuh Islam. Mereka, si kafir, tertawa puas dan akhirnya amat diuntungkan dengan hal tersebut.

Mereka hancurkan negara-negara dan pemimpin-pemimpin Islam hanya dengan menebar fitnah. Fitnah yang disiapkan dan disebarkan dengan demikian rapi dan jitu sehingga akhirnya dipercayai dan dilahap oleh kaum muslimin. Begitu kaum muslimin melahap dan merespon fitnah tersebut secara emosional dan membabi buta, akhirnya terjadilah apa yang mereka (musuh-musuh Islam) harapkan. Hancurlah negara-negara dan pemimpin-pemimpin muslim yang menjadi target-target mereka itu, baik melalui tangan-tangan kaum muslimin sendiri atau melalui tangan-tangan jahat mereka, al-kafirun (orang-orang kafir).

Belajarlah dari kisah/sejarah almarhum Muammar Qaddafi (pemimpin Libya). Dia telah dituduh kafir, thoghut, musuh Islam, bahkan dituduh telah melakukan pembunuhan massal oleh sebagian kelompok Islam. Benarkah semua tuduhan itu? Saya sendiri tentu harus menjawab “wallohu a’lam”. Tapi yang jelas, Ustad Arifin ilham telah menulis sebuah status di facebooknya di masa sedang bergolaknya tuduhan-tuduhan tersebut. Status itu berbunyi sebagai berikut:

“Alhamdulillah, sudah 3 X ke Libya, & 2 X sholat berjamaah di lapangan Moratania & Lapangan Tripoli sholat berjamaah yg dihadiri 873 ulama seluruh dunia & rakyat Libya, dg Imam langsung Muammar Qoddafy, bacaan panjang hampir 100 ayat AlBaqoroh, sbgn besar jamaah menangis, sebelumnya syahadat 456 muallaf dari suku2 Afrika, & dakwah beliau sll mengingatkan ttg ancaman Zionis & Barat, Pemimpin Arab boneka AS, selamatkan Palestina, Afghan & Irak…inilah kesanku pd almarhum, sahabatku FIllah.”



Mungkinkah 873 ulama dari seluruh dunia dan termasuk di antaranya adalah Ustad Arifin Ilham mau shalat di belakang/menjadi makmum Muammar Qaddafi jika Muammar Qaddafi ternyata adalah seorang kafir, thoghut, pembunuh massal, musuh Islam dan lain sebagainya? Ataukah sesungguhnya yang terjadi adalah Ustad Arifin Ilham yang telah berdusta dengan status Facebook-nya tersebut? Saya tak percaya jika Ustad Arifin Ilham telah berdusta. Dan berikut ini adalah foto ketika Muammar Qaddafi menjadi imam shalat di Tripoli.



Yang saya khawatirkan adalah kita menjadi terjebak pada prasangka dan prasangka yang kemudian akan melemahkan kepercayaan dan loyalitas kita kepada tokoh-tokoh atau pemimpin-pemimpin muslim. Lemahnya kepercayaan dan loyalitas ini pada akhirnya akan melemahkan umat islam itu sendiri, dan inilah yang akhirnya akan dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam.

Buktinya, yang jelas terjadi di Libya kemudian adalah: NATO membombardir Libya pada Maret 2011 (dan yang hancur sebagian besar justru infrastruktur dan bangunan sipil). Setelah itu, proyek rekonstruksi dan eksplorasi minyak akhirnya jatuh ke tangan negara-negara Barat. Bahkan, setelah Barat membekukan dana Libya di bank-bank luar negeri (dan tidak mengembalikannya ke rakyat Libya), Barat pula yang menawarkan hutang kepada pemerintah baru Libya, untuk biaya membangun kembali Libya yang sudah hancur lebur di bom NATO. [demikian, sebagaimana yang ditulis oleh Dina Y Sulaeman, seorang Doktor di bidang Hubungan Internasional di blog pribadinya]

Siapa yang diuntungkan? Siapa yang tertawa akhirnya? Ya mereka, musuh-musuh Islam.

Jika umat Islam di sana kuat, dan loyal kepada pemimpinnya, tentunya tidak mungkin NATO bisa membombardir Libya. NATO tidak akan punya alasan untuk melakukan hal itu. Pikirkanlah ini, Saudaraku.

Pesan yang ingin saya sampaikan di tulisan ini adalah: bahwa stigma-stigma buruk atau pun baik (ya, atau pun BAIK) yang beredar tentang seorang tokoh Islam di negara mana pun, bisa jadi hanyalah fitnah atau kebohongan dari musuh-musuh Islam yang tujuan akhirnya sebenarnya adalah untuk melemahkan umat-umat Islam itu sendiri dan menguasai negeri-negeri mereka (kaum muslimin). Musuh-musuh Islam akan mencela dan menyebarkan stigma-stigma negatif untuk seorang tokoh muslim yang dirasa menentang atau menjadi penghalang mereka. Dan sebaliknya, akan memuji dan menyebarkan stigma-stigma positif untuk tokoh-tokoh muslim yang dirasa berpihak atau menjadi pembantu mereka.

Karena itu, berhati-hatilah berbicara tentang tokoh-tokoh seperti: Erdogan, Bashar Assad, Ahmadinejad, Zakir Naik, bahkan alm Gus Dur ataupun Habib Rizieq. Siapa pun tokoh muslim di mana berita-berita tentang mereka mengalami pro dan kontra dan Anda tidak dapat meyakini secara pasti tentang berita mana yang benar dan yang salah, maka sebaiknya kita berhati-hati dalam membicarakan atau menyebarkannya. Daripada akhirnya kita ikut-ikutan menjadi penebar fitnah dan melemahkan umat Islam, lebih baik kita DIAM.

Adapun untuk tokoh yang Anda sudah merasa yakin dengannya dan tidak merasa ragu lagi dengan kebenarannya, maka hal yang dianjurkan adalah justru sebaliknya, yaitu hendaklah Anda bela dan dukung perjuangannya. Berikan loyalitas atau minimal simpati Anda kepadanya. Karena hal yang demikianlah yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam.

Quote Super:

“Loyalitas yang tinggi
kepada seorang pemimpin muslim yang benar
adalah hal yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam”

Bagi saya pribadi, untuk saat ini, tokoh Islam yang saya tidak ragu untuk mendukungnya adalah Habib Rizieq Syihab. Saya suka kepada beliau dan saya suka kepada orang-orang yang mendukung beliau. Saya benci kepada musuh-musuh beliau dan saya benci pula kepada orang-orang yang mendukung permusuhan dengan beliau.

Dan saya berani meneriakkan dengan pasti: bahwa beliau bukanlah Syi’ah. Beliau bukanlah Wahabi. Beliau adalah Sunni (Ahlus sunnah wal Jama’ah). Beliau berjuang murni untuk Islam. Beliau tidak berjuang untuk partai politik tertentu. Beliau berjuang hanya demi kepentingan Islam dan Muslimin. Hanya untuk keagungan Allah dan Rasul-Nya. Insya Allah, saya berharap beliau akan seperti itu hingga akhir hayatnya.

Karena itu, untuk saat ini--dan semoga juga untuk seterusnya--saya tidak ragu untuk mengajak Anda semua mendukung perjuangan beliau, membela beliau dari orang-orang yang menbenci dan menjahatinya, mensukseskan rencana-rencana dan program-program beliau, menerima saran dan petuah-petuah darinya, insya Allah.

Kita doakan agar beliau dan kita, selalu mampu untuk berada dan istiqomah dalam kebenaran. Dan semoga segala perjuangan kita selalu mendapat tempat di hati rakyat dan yang lebih penting lagi, adalah selalu berada dalam keridoan Allah swt, aamiin ya Robbal ‘alamiin. [Maltusiro/Media Muslim]

1 comment:

  1. Setuju. Saya juga udah banyak mendownload ceramahnya di YouTube pake keevpid. Ceramah 2 beliau sungguh cerdas, seru, menambah wawasan yang tidak ada di dai2 lainnya dan bisa dipercaya. Bahkan diantara semua dai saya paling paforitkan beliau karena konsisten dan tegas.

    ReplyDelete

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...