Friday 24 June 2016

Kebenaran Al-Quran Surat Ar-Rum

Mukjizat Dalam Surat Ar-Rum: 1-6




1.      Alif  Lam Mim.
2.      Bangsa Romawi telah dikalahkan,
3.      di negeri yang terdekat, dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang,
4.      dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,
5.      karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa, Maha Penyayang.
6.      (itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Surat Ar-Rum ayat 1-6 di atas, setidaknya mengandung tiga buah mukjizat. Mari kita perhatikan penjelasannya.


Mukjizat Pertama: Terbuktinya Berita Kemenangan
     Bangsa Romawi yang dimaksud pada ayat kedua di atas adalah bangsa Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel. Pada saat ayat ini diturunkan, bangsa Romawi tersebut adalah bangsa yang beragama Nasrani yang memiliki kitab suci (ahlul kitab), sedangkan bangsa Persia adalah bangsa yang beragama Majusi, merupakan penyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa ini berperang (terjadi pada tahun 615 M, atau tahun 619 M menurut sumber lain).
     Kaum Muslimin menginginkan bangsa Romawi yang menang, karena agama bangsa Romawi (Nasrani) lebih dekat kepada Islam, sebab secara murninya, kaum Nasrani adalah pengikut Nabi Isa as, seorang Rasul Allah sebagaimana juga Nabi Muhammad saw. Kitab Injil yang dijadikan pedoman oleh kaum Nasrani, sejatinya, sebelum diubah-ubah, adalah wahyu dari Allah swt, sebagaimana juga kitab suci Al-Quran. Sedangkan kaum musyrikin Mekkah menginginkan Persia lah yang menang, karena sama-sama sebagai kaum penyembah berhala (sama-sama musyrik).
     Alhasil, pada saat itu ternyata bangsa Persia lah yang menang dan Bangsa Romawi kalah. Berita kekalahan bangsa Romawi itu disambut gembira oleh kaum musyrikin Mekkah, sedangkan kaum Muslimin merasa sedih karenanya. Pada saat itulah Allah swt menurunkan ayat-ayat ini yang memberitakan bahwa bangsa Romawi setelah kekalahannya itu akan mendapatkan kemenangan kembali.
     Dalam pengamatan orang-orang kafir atau musyrik Arab, kemenangan Romawi tampak mustahil dan mereka mulai mengejek dan mengolok-olok kaum Muslimin tentang kata-kata Al-Qur’an ini. Namun ternyata, berita dari Allah ini kemudian terbukti kebenarannya. Bangsa Romawi dan Persia bertempur lagi pada tahun 622 M (atau tahun 627 M menurut sumber yang lain), dan saat itu tentara Romawilah yang menang.
     Kemenangan bangsa Romawi tersebut terjadi bertepatan dengan waktu perang Badar, demikian menurut sekelompok besar ulama seperti Ibnu Abbas, ats-Tsauri, as-Suddi, dan lain-lain. Kontan saja hal itu mengangetkan dan menggembirakan kaum Mukminin pada waktu itu, sedangkan kaum musyrikin merasa terhina karenanya.

Mukjizat Kedua: Kepastian Akan Waktu Kemenangan tsb.
     Selain memberitakan tentang akan terjadinya kemenangan bangsa Romawi, dalam surah ini Allah juga memberi gambaran dan kepastian tentang kapan waktu akan terjadinya kemenangan tersebut.
     Pada ayat ke-4 surah ar-Rum ini, Allah memberitahukan bahwa kemenangan itu akan terjadi pada jarak waktu bidh’i sinin ( بِضْعِ سِنِيْن ). Apa itu بِضْعِ سِنِيْن ? Dalam terjemahan Al-Quran yang beredar di Indonesia, kita akan mendapati kata بِضْعِ سِنِيْن  biasanya diterjemahkan sebagai “beberapa tahun (lagi)” sebagaimana yang juga telah tertulis di atas. Namun sesungguhnya kata بِضْعِ سِنِيْن  mengandung makna “antara 3 sampai 9 tahun”. Artinya, Allah memastikan bahwa kemenangan tersebut akan terjadi pada waktu antara 3 sampai 9 tahun sejak kekalahan itu.
     Jika dihitung jarak waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 615 M) dengan kemenangannya (tahun 622 M) adalah sekitar 7 (tujuh) tahun, yang berarti tidak menyalahi dari gambaran waktu yang telah diberitakan oleh Allah swt pada ayat ke-4 di atas.  Dengan kejadian tersebut, nyata lah kebenaran Al-Quran sebagai wahyu dari Sang Pencipta.

Mukjizat Ketiga: Lokasi Kejadian
     Pada ayat ke-3 disebutkan bahwa kekalahan bangsa Romawi terjadi فِيْ أَدْنَى الْاَرْضِ (di negeri yang terdekat). Ya, kata adnal ardhi (أَدْنَى الْاَرْضِ ) biasanya diterjemahkan dengan “negeri yang terdekat”, maksudnya terdekat ke negeri Arab, yaitu Suriah dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Romawi Timur. Tapi secara bahasa, kata adnal ardhi sebenarnya dapat juga berarti “bumi yang terendah”. Namun arti yang kedua ini dulu tidak pernah diperhitungkan dan dipilih, karena mugkin dinilai tidak tepat sebab tidak diketahui apa maksud dan maknanya.
Namun perkembangan pengetahuan manusia kini membuat arti “bumi yang terendah” pada ayat ke-3 tersebut mulai diperhitungkan dan terasa sebagai bukti baru tentang kemukjizatan Al-Quran. Mengapa demikian?

situs ini diakses pada tgl 25 Juni 2016

     Buku-buku sejarah memberitahu kita bahwa pertempuran antara Persia dan kerajaan Romawi Timur yang berakhir dengan kekalahan kerajaan Romawi itu terjadi di sebuah tempat di dekat Laut Mati. Daratan atau permukaan di sekitar Laut Mati adalah tempat terdekat dengan Semenanjung Arab dan ternyata juga merupakan titik terendah di bumi (sekitar 1.410 kaki atau 430 meter di bawah permukaan laut). Menurut Encyclopedia Britannica, satelit telah mencatat bahwa memang tempat tersebut adalah tempat yang terendah di bumi. Jadi, ayat ke-3 surah ar-Rum itu ternyata telah mengungkapkan sebuah fakta geografis moderen yang pada waktu itu amat mustahil untuk diketahui oleh siapapun. Subhanallah, Maha Suci Allah!!! Sekali lagi Allah telah membuka mata dunia akan kebenaran Al-Quran yang memang merupakan kalimat-kalimat wahyu dari-Nya. Semoga hati kita terus bertambah yakin dan istiqomah dengan ajaran-ajaran-Nya, aamiin.

Disusun oleh Maltusiro pada 24-06-2016
Bahan bacaan: Al-Quran Terjemah Depag, Tafsir Ibnu Katsir, http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/titik-bumi-yang-terendah, http://www.britannica.com/place/Jordan-River
  

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...