Berita yang beredar baik di media massa maupun di internet tentang
figur seseorang seringkali membuat kita bingung. Setiap orang atau media
seringkali membuat berita sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Sulit
sekali untuk menjamin bahwa sebuah berita yang sampai kepada kita itu adalah
berita yang jujur, adil, dan apa adanya. Lebih-lebih lagi jika yang diberitakan
itu adalah seorang figur atau tokoh politik seperti gubernur, bupati, walikota,
dsb.
Tak terlepas pula tentang Ahok, gubernur Jakarta yang sekarang
ini. Lain media, lain pula nuansa pemberitaannya. Ada yang pro dan ada yang
kontra. Ada yang memuji, dan ada yang mencela.
Sebenarnya itu adalah hal yang biasa tentang figur seseorang. Tetapi
saya jadi
terdorong untuk menulis tentang ini, ketika saya melihat saudara-saudara kita sesama Muslim menjadi terpecah belah, bahkan saling hina-menghina (terutama melalui media internet) akibat opini mereka yang berbeda tentang Ahok, seorang figur yang notabene non-muslim alias kafir.
terdorong untuk menulis tentang ini, ketika saya melihat saudara-saudara kita sesama Muslim menjadi terpecah belah, bahkan saling hina-menghina (terutama melalui media internet) akibat opini mereka yang berbeda tentang Ahok, seorang figur yang notabene non-muslim alias kafir.
Sebagian pihak Muslimin menuduh Ahok korupsi, membenci dan
memusuhi Islam, bahkan konon memiliki program-program jahat demi menghancurkan
Islam dan muslimin. Namun sebagian pihak lain, yang katanya beragama Islam
juga, malah membela Ahok. Mereka mengatakan bahwa semua tuduhan itu tidak
benar, bahkan sebaliknya, Ahok—kata mereka—adalah orang yang bersih, pemimpin
yang tak kenal lelah berjuang demi rakyatnya, dan sebagainya dan sebagainya.
Dengan keyakinannya itu, mereka kemudian menghina dan mencela pihak dan tokoh
yang tidak senang terhadap Ahok tersebut dengan kata-kata yang saya merasa
tidak enak hati ketika membacanya. Padahal, sekali lagi, mereka adalah SESAMA
MUSLIM (entah benar atau tidak, setidaknya begitulah pengakuan mereka).
Kalau memang benar Anda muslim, kenapa mau menghina saudara Anda
sendiri sesama muslim demi seorang figur yang kafir padahal
semuanya serba tidak jelas?
Ya, semuanya serba tidak jelas. Apakah benar Ahok telah dizalimi? Belum
tentu. Apakah benar Ahok tidak membenci Islam? Belum tentu. Apakah benar Habib
Rizieq dan FPI mendemokan Ahok ke KPK tanpa bukti? Belum tentu.
Saya tidak percaya bahwa orang sekaliber Habib Rizieq yang sudah
malang melintang di dunia peradilan, sering mengikuti sidang pengadilan, sering
diperkarakan, bahkan pernah beberapa kali masuk penjara, lantas tidak
berhati-hati dan mau mendemo-demo seseorang begitu saja tanpa memegang atau
menyimpan sebuah bukti. Dia bukan seorang muslim yang bodoh, kawan. Ikutilah
topik-topik ceramahnya (saya berikan contoh satu saja, simaklah [silakan klik] ceramahnya yang
berjudul: Bahaya Tafsir Hermeunetika), atau rekaman-rekaman dialognya
dengan seseorang. Tak tergambar di sana bahwa Habib Rizieq adalah seorang yang
bodoh. Terlalu gegabah jika Anda mengatakan bahwa Habib Rizieq itu NOL BESAR.Ucapan
tersebut malah akan membuktikan bahwa Anda lah
sebenarnya yang kurang mampu berpikir dan gampang saja menuduh orang
sembarangan.
Terlepas dari benar atau tidaknya segala sesuatunya
tentang Ahok, yang jelas status Ahok itu non muslim. Maka selayaknya,
kita sebagai kaum Muslimin hendaklah bersikap sesuai panduan dari kitab suci
dan hadits Nabi yang kita anut. Bukan mengedepankan emosi, rasio, atau
lain-lain terlebih dulu. Dahulukan Al-Quran dan hadits terlebih dulu!!! Itulah
sikap seorang muslim.
Ringkasnya, sesuai tuntunan Al-Quran dan hadits, saya menawarkan
sikap-sikap seperti ini:
1.
Karena Ahok sudah terlanjur menjabat, marilah
kita bersikap fair terhadapnya. Jika yang dilakukannya adalah hal-hal yang
positif, yang tidak merugikan Islam dan Muslimin, marilah kita dukung
sedukung-dukungnya. Jika yang dilakukannya adalah hal yang negatif, atau
merugikan Islam dan Muslimin, marilah kita cegah dengan cara-cara yang baik
atau semestinya (menurut jalur-jalur atau prosedur-prosedur yang benar dan
semestinya).
2.
Bagi Anda, kaum Muslimin, yang yakin bahwa
Ahok itu seorang yang baik, tidak membenci Islam, dan dirasa bagus untuk
memimpin Jakarta kembali di periode yang akan datang: bersungguh-sungguhlah
berdoa kepada Allah agar Allah berkenan memberikan hidayah Islam kepada Ahok
sehingga ia masuk Islam dengan tulus, bukan karena kepentingan politik
atau lain-lain. Jika ia telah masuk Islam, maka berarti ia telah halal untuk
dipilih oleh kita, kaum Muslimin.
3.
Namun jika sampai saat pemilihan nanti,
ternyata Allah swt tidak juga berkenan menjadikan Ahok sebagai seorang Muslim,
maka walau bagaimanapun bagus dan hebatnya kualitas Ahok di mata Anda, saya
ingatkan bahwa Anda (seorang muslim) tidak dihalalkan untuk memilihnya selagi
masih ada calon lain yang Muslim. Berpihaklah kepada petunjuk Allah daripada
kepada pemikiran, perasaan, dan lain-lainnya.
Seringkali apa yang dilarang Allah itu, justru nampak manis dan
menguntungkan dalam pandangan kita. Itulah ujian dari Allah, apakah kita akan
patuh kepada-Nya atau tidak. Sebagaimana umat terdahulu yang dilarang Allah
untuk mencari ikan di hari Sabtu, tapi justru di hari Sabtu itu ikan-ikan
nampak banyak bergerombolan dan amat menggiurkan untuk ditangkap. Akhirnya
mereka langgarlah larangan Allah itu, dan akibatnya, mereka pun terkena azab.
Maka seperti itu pulalah halnya pemilihan kepemimpinan ini. Allah
dan Rasul-Nya telah jelas-jelas melarang kaum Muslimin untuk memilih pemimpin
dari kalangan non Muslim. Tapi justru calon dari kalangan non Muslim inilah
yang nampak mantap dan menggiurkan untuk dipilih. Ini adalah ujian dari Allah,
saudaraku. Jika Anda melanggarnya, Anda akan terkena azab-Nya. Jika tidak azab
di dunia, maka pasti azab di akhirat.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua,
aamiin.
Disusun Oleh
Maltusiro (25 Juni 2016)
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...