Saturday 25 June 2016

Bagaimana Semestinya Seorang Muslim Menyikapi Ahok?




Berita yang beredar baik di media massa maupun di internet tentang figur seseorang seringkali membuat kita bingung. Setiap orang atau media seringkali membuat berita sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Sulit sekali untuk menjamin bahwa sebuah berita yang sampai kepada kita itu adalah berita yang jujur, adil, dan apa adanya. Lebih-lebih lagi jika yang diberitakan itu adalah seorang figur atau tokoh politik seperti gubernur, bupati, walikota, dsb.
Tak terlepas pula tentang Ahok, gubernur Jakarta yang sekarang ini. Lain media, lain pula nuansa pemberitaannya. Ada yang pro dan ada yang kontra. Ada yang memuji, dan ada yang mencela.
Sebenarnya itu adalah hal yang biasa tentang figur seseorang. Tetapi saya jadi
terdorong untuk menulis tentang ini, ketika saya melihat saudara-saudara kita sesama Muslim menjadi terpecah belah, bahkan saling hina-menghina (terutama melalui media internet) akibat opini mereka yang berbeda tentang Ahok, seorang figur yang notabene non-muslim alias kafir.
Sebagian pihak Muslimin menuduh Ahok korupsi, membenci dan memusuhi Islam, bahkan konon memiliki program-program jahat demi menghancurkan Islam dan muslimin. Namun sebagian pihak lain, yang katanya beragama Islam juga, malah membela Ahok. Mereka mengatakan bahwa semua tuduhan itu tidak benar, bahkan sebaliknya, Ahok—kata mereka—adalah orang yang bersih, pemimpin yang tak kenal lelah berjuang demi rakyatnya, dan sebagainya dan sebagainya. Dengan keyakinannya itu, mereka kemudian menghina dan mencela pihak dan tokoh yang tidak senang terhadap Ahok tersebut dengan kata-kata yang saya merasa tidak enak hati ketika membacanya. Padahal, sekali lagi, mereka adalah SESAMA MUSLIM (entah benar atau tidak, setidaknya begitulah pengakuan mereka).
Kalau memang benar Anda muslim, kenapa mau menghina saudara Anda sendiri sesama muslim demi seorang figur yang kafir padahal semuanya serba tidak jelas?

Ya, semuanya serba tidak jelas. Apakah benar Ahok telah dizalimi? Belum tentu. Apakah benar Ahok tidak membenci Islam? Belum tentu. Apakah benar Habib Rizieq dan FPI mendemokan Ahok ke KPK tanpa bukti? Belum tentu.

Saya tidak percaya bahwa orang sekaliber Habib Rizieq yang sudah malang melintang di dunia peradilan, sering mengikuti sidang pengadilan, sering diperkarakan, bahkan pernah beberapa kali masuk penjara, lantas tidak berhati-hati dan mau mendemo-demo seseorang begitu saja tanpa memegang atau menyimpan sebuah bukti. Dia bukan seorang muslim yang bodoh, kawan. Ikutilah topik-topik ceramahnya (saya berikan contoh satu saja, simaklah [silakan klik] ceramahnya yang berjudul: Bahaya Tafsir Hermeunetika), atau rekaman-rekaman dialognya dengan seseorang. Tak tergambar di sana bahwa Habib Rizieq adalah seorang yang bodoh. Terlalu gegabah jika Anda mengatakan bahwa Habib Rizieq itu NOL BESAR.Ucapan tersebut malah akan membuktikan bahwa Anda lah  sebenarnya yang kurang mampu berpikir dan gampang saja menuduh orang sembarangan.

Terlepas dari benar atau tidaknya segala sesuatunya tentang Ahok, yang jelas status Ahok itu non muslim. Maka selayaknya, kita sebagai kaum Muslimin hendaklah bersikap sesuai panduan dari kitab suci dan hadits Nabi yang kita anut. Bukan mengedepankan emosi, rasio, atau lain-lain terlebih dulu. Dahulukan Al-Quran dan hadits terlebih dulu!!! Itulah sikap seorang muslim.
Ringkasnya, sesuai tuntunan Al-Quran dan hadits, saya menawarkan sikap-sikap seperti ini:
1.     Karena Ahok sudah terlanjur menjabat, marilah kita bersikap fair terhadapnya. Jika yang dilakukannya adalah hal-hal yang positif, yang tidak merugikan Islam dan Muslimin, marilah kita dukung sedukung-dukungnya. Jika yang dilakukannya adalah hal yang negatif, atau merugikan Islam dan Muslimin, marilah kita cegah dengan cara-cara yang baik atau semestinya (menurut jalur-jalur atau prosedur-prosedur yang benar dan semestinya).
2.     Bagi Anda, kaum Muslimin, yang yakin bahwa Ahok itu seorang yang baik, tidak membenci Islam, dan dirasa bagus untuk memimpin Jakarta kembali di periode yang akan datang: bersungguh-sungguhlah berdoa kepada Allah agar Allah berkenan memberikan hidayah Islam kepada Ahok sehingga ia masuk Islam dengan tulus, bukan karena kepentingan politik atau lain-lain. Jika ia telah masuk Islam, maka berarti ia telah halal untuk dipilih oleh kita, kaum Muslimin.
3.     Namun jika sampai saat pemilihan nanti, ternyata Allah swt tidak juga berkenan menjadikan Ahok sebagai seorang Muslim, maka walau bagaimanapun bagus dan hebatnya kualitas Ahok di mata Anda, saya ingatkan bahwa Anda (seorang muslim) tidak dihalalkan untuk memilihnya selagi masih ada calon lain yang Muslim. Berpihaklah kepada petunjuk Allah daripada kepada pemikiran, perasaan, dan lain-lainnya.

Seringkali apa yang dilarang Allah itu, justru nampak manis dan menguntungkan dalam pandangan kita. Itulah ujian dari Allah, apakah kita akan patuh kepada-Nya atau tidak. Sebagaimana umat terdahulu yang dilarang Allah untuk mencari ikan di hari Sabtu, tapi justru di hari Sabtu itu ikan-ikan nampak banyak bergerombolan dan amat menggiurkan untuk ditangkap. Akhirnya mereka langgarlah larangan Allah itu, dan akibatnya, mereka pun terkena azab.
Maka seperti itu pulalah halnya pemilihan kepemimpinan ini. Allah dan Rasul-Nya telah jelas-jelas melarang kaum Muslimin untuk memilih pemimpin dari kalangan non Muslim. Tapi justru calon dari kalangan non Muslim inilah yang nampak mantap dan menggiurkan untuk dipilih. Ini adalah ujian dari Allah, saudaraku. Jika Anda melanggarnya, Anda akan terkena azab-Nya. Jika tidak azab di dunia, maka pasti azab di akhirat.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Disusun Oleh Maltusiro (25 Juni 2016)

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...