Sebenarnya
menurut saya pembahasan ini tidak begitu diperlukan, karena keberadaan Tuhan
itu rasanya adalah hal yang sangat sulit sekali untuk dinafikan. Justru bagi
saya yang mengherankan itu adalah orang-orang yang tidak bisa menerima adanya
Tuhan. Orang-orang yang tidak mengakui adanya Zat yang telah menciptakan dan
mengatur alam ini. Di mana akal mereka?
Kalau
mau jujur, sebenarnya yang patut dipertanyakan itu adalah pemahaman mereka.
Kenapa mereka sampai tidak mengakui adanya Tuhan? Apa buktinya bahwa Tuhan itu
tidak ada? Itulah hal-hal yang semestinya dipertanyakan, karena hal-hal itulah
yang terasa aneh dan janggal.
Tapi
baiklah, karena kita berusaha mengajak orang pada kebaikan dan kebenaran, apa
salahnya kita bahas hal ini. Apa salahnya kita jawab pertanyaan mereka-mereka
yang menggugat keberadaan Tuhan. Nanti kalau sudah dijelaskan, mereka tetap
juga tidak mau terima, ya terserah.
Elo
mau masuk neraka atau nggak, sebenarnya itu kan urusan lo. Kalau Lo besok di
akhirat masuk neraka, sebenarnya yang rugi kan elo. Apa urusannya ama gue? Ya nggak?!
Buat apa gue pusing dan capek mikirin orang sesat kayak elo. Yang penting, Lo
nggak mengacau dan bikin resah di masyarakat. Lo nggak mengajak-ajak orang lain
untuk ikut-ikutan sesat kayak elo. Oke?!
Kita
sebagai orang yang percaya dan mengabdi kepada Tuhan, dianjurkan untuk peduli
terhadap sesama. Dianjurkan untuk mengajak orang pada kebaikan dan kebenaran.
Itulah makanya saya berusaha juga untuk menulis artikel ini. Saya luangkan waktu
dan energi saya untuk menulis hal-hal yang saya pikir bermanfaat. Kalo menurut
lo artikel ini nggak bermanfaat, berarti artikel ini bukan buat elo, mungkin
buat yang lain, oke?!
Sedangkan
lo, kalo lu memang gak percaya dengan keberadaan Tuhan, maka semestinya lo
nggak usah menyebarkan pemahaman lo itu. Karena nggak ada yang ngasih tugas ama
elo kan? Siapa yang ngasih tugas, coba? Negara tidak, Tuhan pun sudah pasti tidak
(masak orang yang tidak percaya pada Tuhan merasa punya tugas dari Tuhan. Kan
gak mungkin)?
Kalo
kita, orang yang beragama, merasa punya tugas untuk menyebarkan pemahaman dan
ajaran agama kita. Tugas dari siapa? Tugas dari Tuhan. Nah kalo elu? Tugas dari
siapa, coba?!
Kalo
lu tetap ngotot menyebarkan pemahaman anti-tuhan lu itu, sementara lu berada di
negara yang berlandaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, negara yang mengakui
adanya Tuhan, berarti ada yang aneh. Ada yang tidak beres dan harus diselidiki.
Apa motif dari penyebaran paham sesat lo itu? Lu mau ngancurin bangsa dan
negara ini? Atau siapa yang berada di balik layar penyebaran paham sesat lo
itu?
Oke,
cukup sekianlah gugatan dari kita. Kalau diterusin nanti bisa melebar
kemana-mana. Sekarang kita masuk ke topik pembahasan: Bukti Adanya Tuhan.
Coba
perhatikan. Gak usah jauh-jauh, diri Anda saja dulu. Apakah Anda bisa mengubah
dari perut ibu yang mana Anda harus dilahirkan? Apakah Anda bisa membuat diri
Anda muncul di dunia tanpa proses kelahiran?
Itu
saja sudah bukti yang tidak dapat dibantah tentang adanya Tuhan. Bukti bahwa
kita ini ada yang menentukan. Ada Zat atau sesuatu yang telah menciptakan dan
menentukan keberadaan kita yang tidak dapat kita tolak sama-sekali ketentuannya
itu. Dia-lah yang biasa kita sebut dengan Tuhan.
Belum
lagi kalau Anda sudah benar-benar memperhatikan hukum-hukum dan keteraturan-keteraturan
yang ada di alam raya ini. Hukum-hukum dan rancangan-rancangan yang maha
sempurna dan amat teliti yang berlaku baik pada tubuh Anda maupun benda-benda
dan makhluk-makhluk lainnya yang ada di alam ini. Sungguh, benar-benar hanya
orang yang tak mau menggunakan akalnya saja yang tidak dapat menerima
keberadaan Tuhan. Atau mungkin orang yang sudah membohongi akal dan nuraninya
sendiri karena suatu kepentingan tertentu. Wallohu a’lam.
Oke,
saya tidak mau berpanjang-panjang. Kalau Anda mau tahu bagaimana telitinya
Tuhan di dalam menciptakan dan mengatur apa-apa yang ada di alam semesta ini,
Anda bacalah ilmu-ilmu pengetahuan. Terserah saja, mau ilmu pengetahuan apa.
Asalkan ilmu pengetahuan itu benar, maka semakin dalam ilmu pengetahuan itu,
semakin jelaslah ia sesungguhnya membuktikan keberadaan Tuhan. Karena tidak
mungkin segala rancangan dan aturan yang demikian teliti dan sempurna itu
terjadi dengan sendirinya tanpa ada yang mengatur atau merancangnya.
Coba
saja kalau artikel ini tidak ada yang membuat, merancang, dan mengaturnya, apa
mungkin akan jadi sebuah artikel? Pasti tidak. Kalau huruf-huruf di artikel ini
tidak saya ketik, tidak akan muncul apa-apa di sini. Kalau huruf-huruf di
artikel ini tidak saya atur susunannya, maka yang akan Anda lihat pada artikel
ini mungkin hanyalah kumpulan huruf-huruf yang berantakan, tak beraturan, dan
tidak akan mengandung arti, pengertian, dan manfaat apa-apa.
Jadi
kalau Anda melihat sesuatu yang telah tercipta dengan mengandung keteraturan,
fungsi, manfaat, dan tujuan, maka pastilah sesuatu tersebut ada yang telah
menciptakan, mengatur, dan merancangnya.
Untuk
ukuran alam semesta yang seluas ini dengan segala isinya, sesuatu yang telah
menciptakan, merancang, dan mengatur segala sesuatunya itu, biasa kita sebut
dengan Tuhan.
Cukup
sekian sajalah penjelasannya. Karena bagi orang yang berakal, hal ini adalah
sesuatu yang amat mudah untuk diterima dan dibenarkan. Sedangkan bagi orang
yang tidak berakal, atau tidak mau menggunakan akalnya, atau telah tega-teganya
mengingkari dan mendustai akal dan nuraninya sendiri, maka untuk apa adanya
sebuah penjelasan? Ya kan?! Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin.
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...