Lihatlah lafaz doa pernikahan. Apakah yang
didoakan itu adalah sakinah, mawaddah, wa rahmah? Tidak. Yang didoakan adalah
keberkahannya:
باَرَكَ اللهُ
لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِيْ خَيْرٍ
“Semoga Allah
memberi berkah padamu, semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan
kalian berdua dalam kebaikan” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan yang lainnya)
Lihat juga hadits-hadits berikut ini. Yang digembar-gemborkan Nabi saw tentang pernikahan adalah keberkahannya:
Lihat juga hadits-hadits berikut ini. Yang digembar-gemborkan Nabi saw tentang pernikahan adalah keberkahannya:
“Sesungguhnya pernikahan yang paling besar barakahnya
ialah yang paling mudah maharnya.” (HR. Ahmad)
“Sesungguhnya di antara tanda keberkahan istri adalah mudah meminangnya
dan mudah/ringan maharnya serta mudah rahimnya” (HR. Ahmad; hasan)
Lalu jika keberkahan itu ternyata terdapat
pada mudahnya mahar, lantas mengapa kita harus memperberat atau mempersulitnya?
Ingatlah bahwa
Rasulullah saw telah membolehkan mahar dengan hanya cincin dari besi.
Rasulullah juga membolehkan mahar dengan mengajarkan Alquran:
“Seandainya seseorang tidak memiliki sesuatu
untuk membayar mahar, maka ia boleh membayar mahar dengan mengajarkan ayat
Al-Qur’an yang dihafalnya. (HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah
telah menikahkan puterinya Fatimah denga Ali bin Abi Thalib dengan mahar sebuah
baju besi. Ingat pula, bahwa Rasululullah pernah menikahkan sahabatnya dengan mahar
hafalan Alquran:
“... Lalu seorang pria berdiri dan
mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, nikahkanlah aku dengannya?’ Beliau bertanya,
‘Apakah engkau mempunyai sesuatu?’ Ia menjawab: ‘Tidak.’ Beliau bersabda:
‘Pergilah, lalu carilah walaupun cincin yang terbuat dari besi!’
Ia pun pergi dan mencari, kemudian datang
seraya mengatakan: ‘Aku tidak mendapatkan sesuatu, dan tidak pula mendapatkan
cincin dari besi.’ Beliau bertanya: ‘Apakah engkau hafal suatu surat dari
al-Qur-an?’ Ia menjawab: ‘Aku hafal ini dan itu.’ Beliau bersabda: ‘Pergilah,
karena aku telah menikahkanmu dengannya, dengan mahar surat Alquran yang engkau
hafal.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada semua kaum muslimin, janganlah mengada-ada dalam hal agama, karena dosanya amat berat. Dan jangan pula berlebih-lebihan dalam segala sesuatu, karena Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan.
Akhir kata,
Allah jualah yang bisa memberi petunjuk. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Selengkapnya lihat di:
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...