Saya rasa penggalan khutbah yang diucapkan oleh Abu Thalib pada saat pernikahan tersebut berlangsung dapat menjawab pertanyaan seperti itu. Perhatikanlah penggalan khutbah tersebut berikut ini (terutama yang bercetak tebal atau hitam):
“... Ini
anak saudaraku, Muhammad bin Abdillah, jika ditimbang dengan laki-laki manapun
juga, maka ia lebih berat dari mereka semua kebaikannya, keutamaannya,
kemuliaannya, akalnya, kedermawanannya, dan kebijaksanaannya. Meskipun
hartanya sedikit, namun harta itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan
sesuatu yang cepat perginya serta merupakan pinjaman yang akan dikembalikan.
Dia ini, demi Allah, telah ada kabar baik tentangnya dan ia memiliki kedudukan
yang mulia di tengah masyarakat. Ia menyukai Khadijah binti Khuwailid,
begitu juga sebaliknya. Dan mahar apa yang kalian sukai, saya
yang akan menanggungnya.” (Rahiqul Makhtum hal. 15) (lihat dalam http://muslim.or.id).
bahwa Muhammad saw pada saat itu bukan seorang yang kaya. Bahkan kalaupun ada mahar yang terjadi untuk pernikahan itu, Abu Thalib telah mengatakan bahwa dialah yang akan menanggungnya
Selengkapnya lihat di:
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...