Friday, 12 May 2017

Hadits Tentang Menjilat Jari Tangan dan Piring Ketika Makan



Ada sebuah hadits Rasulullah saw yang disampaikan oleh sahabat Jabir ra:

“Rasulullah s.a.w. menyuruh menjilat jari-jari tangan dan piring; beliau juga bersabda: "Sesungguhnya engkau semua tidak tahu di bagian manakah yang ada berkahnya." (HR. Muslim)[1]

Hadits ini menganjurkan kita untuk benar-benar menghabiskan makanan yang telah kita ambil ketika makan. Saking pentingnya, sampai-sampai makanan yang masih tersisa di jari-jari tangan dan piring pun dianjurkan untuk dihabiskan (dengan cara menjilat jari-jari tangan dan piring tersebut). Bahkan saya pernah mendapat kabar bahwa demi mengamalkan hadits ini, ada seorang ulama yang menuangkan air di piringnya sehabis makan, mengaduk-aduk air tersebut di atas piring itu, lalu meminumnya demi menghabiskan jejak makanan yang tersisa di piringnya itu sehingga piring itu menjadi bersih seolah-olah sudah dicuci.


Mungkin hadits ini adalah salah-satu hadits yang harus kita populerkan. Sebab amat banyak sekarang ini orang yang menganggap remeh saja menghabiskan makanan yang telah diambilnya. Lihatlah sewaktu baralek atau pesta pernikahan. Bukan sedikit orang yang meninggalkan piringnya dalam keadaan masih banyak/dipenuhi dengan sisa-sisa nasi atau lauk-pauk yang telah diambilnya. Ini adalah kemubaziran, saudaraku. Dan orang-orang yang melakukan kemubaziran itu disebut di Alquran sebagai saudara-saudara syetan. Ingat: saudara syetan, bukan hanya sekedar teman.

Bahkan-- mungkin karena ketidak tahuannya tentang adanya hadits ini – ada orang yang memang sengaja melakukan kemubaziran seperti itu. Dia malah merasa malu menghabiskan makanannya karena takut dianggap rakus atau kelaparan. Perbaikilah kekeliruan-kekeliruan ini, saudaraku, dan janganlah malu di dalam mengamalkan ajaran-ajaran Islam/sunnah-sunnah Nabi saw.

Hadits lain yang menggambarkan betapa pentingnya menghabiskan atau tidak menyia-nyiakan makanan yang telah kita ambil adalah:

"Jikalau suapan seseorang dari kalian itu jatuh, maka hendaklah ia ambil kembali makanan tersebut, kemudian singkirkanlah kotoran yang melekat padanya. Lalu hendaklah ia makan makanan itu dan jangan dibiarkan dimakan oleh setan. Jangan pula seseorang itu mengusap tangannya dengan saputangan - sehabis makan- sebelum ia jilat terlebih dulu jari-jarinya. Sebab seseorang itu tidak mengetahui di bagian manakah dari makananannya itu yang mengandung keberkahan" (HR. Muslim)

"Sesungguhnya syaitan itu mendatangi seseorang di antara kalian dalam segala hal, sampai-sampai ia pun mendatanginya di waktu ia (orang itu) makan. Oleh karena itu, apabila suapan salah-seorang kamu itu jatuh, maka hendaklah ia singkirkan kotoran yang melekat padanya, kemudian makanlah makanan tersebut dan jangan dibiarkan untuk dimakan oleh syaitan" (HR. Muslim)

Hal ini tentunya apabila masih mungkin untuk dipisahkan antara kotoran dengan makanan. Apabila sudah tidak mungkin lagi, atau diduga kuat akan mendatangkan suatu mudarat (bahaya) apabila tetap dimakan, maka tentunya tak apa-apa jika makanan tersebut ditinggalkan. Wallohu a’lam.

Ket: foto hanya ilustrasi saja

(Buya Amin/Media Muslim)
=====
[1] Demi mengamalkan hadits ini, Anda tidak perlu benar-benar menjilat piring Anda seperti seekor kucing yang menjilati piring. Sebab, yang dituju oleh hadits ini bukanlah perkara menjilatnya tetapi menghabiskan makanan sampai ke jejak-jejaknya. Anda bisa meniru cara ulama di atas, atau cukup dengan mengusap-usap piring Anda dengan salah-satu jari lalu mengecap atau menjilat jari tersebut. Lakukan berulang-ulang hingga jejak-jejak makanan yang ada di piring Anda habis.

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...