FPI Online, Jakarta - Kedatangan tokoh-tokoh
Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) mengadukan Habib Rizieq
Syihab ke Polda Metro Jaya, Senin kemarin (26/12) menimbulkan kemarahan
banyak aktivis Islam.
"Kasus Habib beda dengan kasus Ahok. Kasus Ahok
ini kan sebenarnya barter dari kasus-kasus korupsi Ahok yang tidak
ditindaklanjuti KPK. Umat kan tahu KPK kini kan tunduk pada presiden,"
kata pemerhati politik Nuim Hidayat kepada Suara Islam, Selasa (27/12/2016).
"Jutaan umat Islam kemarin kumpul di Monas kan
ingin Ahok ditahan. Karena Ahok harusnya sudah ditahan KPK karena kasus 30
miliar uang dari pengembang yang terang benderang mengalir ke teman-teman Ahok.
Majalah Tempo sudah investigasi masalah itu dan KPK membiarkan Ahok
berkeliaran," terang master politik internasional dari Universitas
Indonesia itu.
Bila Habib ditahan, karena kasus ceramah seperti ini,
maka ribuan ulama dan pendeta harus ditahan.
"Lihatlah di video youtube pendeta
Syaifuddin Ibrahim menjelek-jelekkan Nabi Muhammad. Dan saya yakin ratusan atau
ribuan pendeta akan meyakinkan kepada umatnya bahwa Nabi Muhammad bukan Nabi.
Alias mereka menjelek-menjelekkan Nabi Muhammad. Karena kalau mereka mengakui
Nabi Muhammad, berarti agama mereka tidak benar," terang Nuim yang juga
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Depok.
Lebih lanjut Nuim menjelaskan bahwa beda antara Habib
dan Ahok adalah dalam posisinya sebagai pembicara. Ahok berbicara menistakan Al
Quran adalah sebagai gubernur dan dihadapan umat lain (umat Islam).
Sedangkan Habib mengkritisi ajaran Kristen sebagai ulama dan dihadapan umat
sendiri, umat Islam.
Yang jelas, hikmah dari pengaduan PMKR ini umat Islam
jadi melek politik. Selama ini banyak umat Islam yang menyangka Kristen Katolik
tidak berpolitik.
"Tokoh Kristen Katolik menunjukkan perlawanannya
terhadap umat Islam. Tokoh-tokoh Islam mesti menyatukan diri dalam sikap
politik. Bila berpecah, maka mereka terus akan meminggirkan umat Islam dalam
politik, ekonomi, dan berbagai bidang lainnya. Perlawanan PMKRI terhadap Habib
Rizieq insya Allah akan menyatukan jutaan umat Islam di Indonesia," jelas
penulis buku tentang politik Islam yang buku terakhirnya dicekal toko buku
Gramedia di seluruh Indonesia.
Mereka lupa bahwa posisi Habib Rizieq saat ini bukan
seperti tahun-tahun lalu. "Habib kini bukan sekedar Imam Besar FPI. Habib
kini sudah jadi Imam besar jutaan orang dari berbagai ormas. Bila Habib ditahan,
saya yakin jutaan umat Islam akan marah dan akan ada masalah serius dan
menggemparkan di Jakarta,"terang Nuim yang juga pengajar di
Pesantren at Taqwa Depok.
Menurutnya, kalangan Katolik harusnya bersyukur.
Karena mereka hidup damai di Indonesia yang mayoritas Islam dan negeri yang
dimerdekakan oleh pahlawan-pahlawan yang mayoritas Islam.
"Lihatlah nasib umat Islam di negara Asean.
"Di Filipina, Thailand dan Myanmar yang minoritasnya umat Islam dibantai
dan ditindas," terang Dosen STID Mohammad Natsir ini.
Sumber : Suara-Islam.Online
Posted: 28
Dec 2016 12:32 PM PST. Diaksus dari situs resmi FPI pada 30 Desember
2016
nah ini yang saya heran ... agama minoritas bisa hidup damai di Indonesia sedangkan di negara lain agama islam yang minoritas kok di bantai...aneh kan ? makannya benar bahwa agama islam itu rahmat bagi seluruh alam ....
ReplyDelete