Berhati-hatilah
dalam berbicara tentang seorang tokoh di dunia ini, apalagi tentang seorang tokoh
dari kalangan kaum muslimin. Jangan ikut-ikutan membicarakannya, baik memuji
atau pun mencela, terlebih lagi jika sudah sampai melaknat atau menganggapnya
“kafir”, “pembantai” dan lain sebagainya kecuali Anda benar-benar merasa yakin
dengan hal itu.
Sadarilah
bahwa opini Anda terbentuk seringkali hanyalah dari apa-apa yang Anda baca atau
Anda dengar. Sementara nilai kebenaran dari berita-berita tersebut sulit bagi Anda
untuk memastikannya.
Anda tidak tahu pasti apakah berita-berita tersebut benar
atau sekedar fitnah.
Anda juga tidak tahu pasti apakah situs-situs yang memberikan berita tersebut benar-benar milik orang Islam atau sebenarnya hanyalah corong dan kaki tangan dari kaum-kaum kafir.
Anda juga tidak tahu pasti apakah situs-situs yang memberikan berita tersebut benar-benar milik orang Islam atau sebenarnya hanyalah corong dan kaki tangan dari kaum-kaum kafir.
Belajarlah
dari pengalaman masa lalu. Sudah banyak tokoh-tokoh muslim yang menjadi korban
fitnah musuh-musuh Islam, dan akhirnya binasa di tangan kaum muslimin sendiri
atau di tangan musuh-musuh Islam. Mereka, si kafir, tertawa puas dan akhirnya amat
diuntungkan dengan hal tersebut.
Mereka
hancurkan negara-negara dan pemimpin-pemimpin Islam hanya dengan menebar
fitnah. Fitnah yang disiapkan dan disebarkan dengan demikian rapi dan jitu
sehingga akhirnya dipercayai dan dilahap oleh kaum muslimin. Begitu kaum
muslimin melahap dan merespon fitnah tersebut secara emosional dan membabi
buta, akhirnya terjadilah apa yang mereka (musuh-musuh Islam) harapkan. Hancurlah
negara-negara dan pemimpin-pemimpin muslim yang menjadi target-target mereka
itu, baik melalui tangan-tangan kaum muslimin sendiri atau melalui
tangan-tangan jahat mereka, al-kafirun (orang-orang kafir).
Belajarlah
dari kisah/sejarah almarhum Muammar Qaddafi (pemimpin Libya). Dia telah dituduh
kafir, thoghut, musuh Islam, bahkan dituduh telah melakukan pembunuhan massal
oleh sebagian kelompok Islam. Benarkah semua tuduhan itu? Saya sendiri tentu
harus menjawab “wallohu a’lam”. Tapi yang jelas, Ustad Arifin ilham telah
menulis sebuah status di facebooknya di masa sedang bergolaknya tuduhan-tuduhan
tersebut. Status itu berbunyi sebagai berikut:
“Alhamdulillah,
sudah 3 X ke Libya, & 2 X sholat berjamaah di lapangan Moratania &
Lapangan Tripoli sholat berjamaah yg dihadiri 873 ulama seluruh dunia &
rakyat Libya, dg Imam langsung Muammar Qoddafy, bacaan panjang hampir 100 ayat
AlBaqoroh, sbgn besar jamaah menangis, sebelumnya syahadat 456 muallaf dari
suku2 Afrika, & dakwah beliau sll mengingatkan ttg ancaman Zionis &
Barat, Pemimpin Arab boneka AS, selamatkan Palestina, Afghan & Irak…inilah
kesanku pd almarhum, sahabatku FIllah.”
Mungkinkah
873 ulama dari seluruh dunia dan termasuk di antaranya adalah Ustad Arifin
Ilham mau shalat di belakang/menjadi makmum Muammar Qaddafi jika Muammar
Qaddafi ternyata adalah seorang kafir, thoghut, pembunuh massal, musuh Islam
dan lain sebagainya? Ataukah sesungguhnya yang terjadi adalah Ustad Arifin
Ilham yang telah berdusta dengan status Facebook-nya tersebut? Saya tak
percaya jika Ustad Arifin Ilham telah berdusta. Dan berikut ini adalah foto ketika
Muammar Qaddafi menjadi imam shalat di Tripoli.
Yang saya khawatirkan adalah kita menjadi terjebak pada prasangka dan prasangka yang kemudian akan melemahkan kepercayaan dan loyalitas kita kepada tokoh-tokoh atau pemimpin-pemimpin muslim. Lemahnya kepercayaan dan loyalitas ini pada akhirnya akan melemahkan umat islam itu sendiri, dan inilah yang akhirnya akan dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam.
Buktinya, yang
jelas terjadi di Libya kemudian adalah: NATO membombardir Libya pada Maret 2011
(dan yang hancur sebagian besar justru infrastruktur dan bangunan sipil). Setelah
itu, proyek rekonstruksi dan eksplorasi minyak akhirnya jatuh ke tangan
negara-negara Barat. Bahkan, setelah Barat membekukan dana Libya di bank-bank
luar negeri (dan tidak mengembalikannya ke rakyat Libya), Barat pula yang
menawarkan hutang kepada pemerintah baru Libya, untuk biaya membangun kembali
Libya yang sudah hancur lebur di bom NATO. [demikian, sebagaimana yang ditulis
oleh Dina Y Sulaeman, seorang Doktor di bidang Hubungan Internasional di blog pribadinya]
Siapa yang
diuntungkan? Siapa yang tertawa akhirnya? Ya mereka, musuh-musuh Islam.
Jika umat
Islam di sana kuat, dan loyal kepada pemimpinnya, tentunya tidak mungkin NATO
bisa membombardir Libya. NATO tidak akan punya alasan untuk melakukan hal itu.
Pikirkanlah ini, Saudaraku.
Pesan yang
ingin saya sampaikan di tulisan ini adalah: bahwa stigma-stigma buruk atau pun
baik (ya, atau pun BAIK) yang beredar tentang seorang tokoh Islam di negara
mana pun, bisa jadi hanyalah fitnah atau kebohongan dari musuh-musuh Islam yang
tujuan akhirnya sebenarnya adalah untuk melemahkan umat-umat Islam itu sendiri
dan menguasai negeri-negeri mereka (kaum muslimin). Musuh-musuh Islam akan
mencela dan menyebarkan stigma-stigma negatif untuk seorang tokoh muslim yang dirasa
menentang atau menjadi penghalang mereka. Dan sebaliknya, akan memuji dan
menyebarkan stigma-stigma positif untuk tokoh-tokoh muslim yang dirasa berpihak
atau menjadi pembantu mereka.
Karena itu, berhati-hatilah
berbicara tentang tokoh-tokoh seperti: Erdogan, Bashar Assad, Ahmadinejad, Zakir
Naik, bahkan alm Gus Dur ataupun Habib Rizieq. Siapa pun tokoh muslim di mana
berita-berita tentang mereka mengalami pro dan kontra dan Anda tidak dapat
meyakini secara pasti tentang berita mana yang benar dan yang salah, maka
sebaiknya kita berhati-hati dalam membicarakan atau menyebarkannya. Daripada
akhirnya kita ikut-ikutan menjadi penebar fitnah dan melemahkan umat Islam,
lebih baik kita DIAM.
Adapun untuk
tokoh yang Anda sudah merasa yakin dengannya dan tidak merasa ragu lagi dengan
kebenarannya, maka hal yang dianjurkan adalah justru sebaliknya, yaitu hendaklah
Anda bela dan dukung perjuangannya. Berikan loyalitas atau minimal simpati Anda
kepadanya. Karena hal yang demikianlah yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam.
Quote
Super:
“Loyalitas
yang tinggi
kepada
seorang pemimpin muslim yang benar
adalah
hal yang ditakuti oleh musuh-musuh Islam”
Bagi saya
pribadi, untuk saat ini, tokoh Islam yang saya tidak ragu untuk mendukungnya
adalah Habib Rizieq Syihab. Saya suka kepada beliau dan saya suka kepada orang-orang
yang mendukung beliau. Saya benci kepada musuh-musuh beliau dan saya benci pula
kepada orang-orang yang mendukung permusuhan dengan beliau.
Dan saya
berani meneriakkan dengan pasti: bahwa beliau bukanlah Syi’ah. Beliau bukanlah
Wahabi. Beliau adalah Sunni (Ahlus sunnah wal Jama’ah). Beliau berjuang murni
untuk Islam. Beliau tidak berjuang untuk partai politik tertentu. Beliau
berjuang hanya demi kepentingan Islam dan Muslimin. Hanya untuk keagungan Allah
dan Rasul-Nya. Insya Allah, saya berharap beliau akan seperti itu hingga akhir
hayatnya.
Karena itu, untuk
saat ini--dan semoga juga untuk seterusnya--saya tidak ragu untuk mengajak Anda
semua mendukung perjuangan beliau, membela beliau dari orang-orang yang
menbenci dan menjahatinya, mensukseskan rencana-rencana dan program-program
beliau, menerima saran dan petuah-petuah darinya, insya Allah.
Kita doakan
agar beliau dan kita, selalu mampu untuk berada dan istiqomah dalam kebenaran.
Dan semoga segala perjuangan kita selalu mendapat tempat di hati rakyat dan
yang lebih penting lagi, adalah selalu berada dalam keridoan Allah swt, aamiin
ya Robbal ‘alamiin. [Maltusiro/Media Muslim]
Setuju. Saya juga udah banyak mendownload ceramahnya di YouTube pake keevpid. Ceramah 2 beliau sungguh cerdas, seru, menambah wawasan yang tidak ada di dai2 lainnya dan bisa dipercaya. Bahkan diantara semua dai saya paling paforitkan beliau karena konsisten dan tegas.
ReplyDelete