Akun
Cuifen Chow yang sudah tidak bisa diakses (heniputra.my.id)
Beberapa saat setelah Imam Besar Front Pembela Islam
(FPI) Habib Rizieq Syihab dilaporkan oleh Persatuan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PMKRI) ke Polda Metro Jaya, seorang netizen bernama Cuifen Chow
menjadi perbincangan.
Perempuan berdarah Cina ini menyatakan pendapatnya, bahwa
Habib Rizieq Syihab tidak bersalah. Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Habib
merupakan dogma yang diajarkan di kalangan kaum Muslimin.
Setelah menyampaikan pengakuan telah menonton video
ceramah Habib Rizieq Syihab terkait tafsir surat Al-Ikhlas, Cuifen Chow
menyatakan bahwa Imam Besar FPI ini tidak bersalah. Apalagi, Habib menyampaikan
ajaran tersebut di komunitas khusus kaum Muslimin.
"Saya berkesimpulan Pak Rizieq tidak menghina
Tuhan Yesus, karena Tuhan tidak beranak adalah dogma dalam Islam. Lagipula saya
melihat Pak Rizieq menyampaikannya bukan pada forum umum tapi dikhususkan pada
komunitas mereka yakni pengajian." tulisnya di akun fesbuk pribadinya.
Setelah unggahan Cuifen menjadi viral, ia sempat
membuat capture berisi komentar dari netizen lain yang mempertanyakan
keabsahan akun Cuifen. Sebagian mengatakan Cuifen sebagai akun palsu, dan
sebagainya.
Hari ini, setelah Tarbawia mencoba mengkonfirmasi
melalui pesan pribadi, akun Cuifen yang mengunggah status tentang
ketidakbersalahan Habib Rizieq tidak bisa bisa diakses lagi. Kami belum
mengetahui sebab pastinya.
Akun Cuifen Chow dengan unggahan pembelaannya kepada
Habib Rizieq tidak bisa diakses (tarbawia)
Beberapa puluh menit kemudian, saat Tarbawia melakukan
penelusuran dengan kata kunci Cuifen Chow, ditemukan akun yang baru dibuat
dengan profil serupa. Dalam historinya, update foto profil di akun tersebut
baru dilakukan satu sampai dua jam yang lalu, sekitar pukul 13:00 WIB. Akun
tersebut beralamatkan di
Jadi, kemanakah Cuifen Chow dan statusnya yang jujur
membela Habib Rizieq Syihab? [Tarbawia/Om Pir] Posted: 27
Dec 2016 11:27 PM PST. Diakses
pada 30 Des 2016.
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...