Wednesday, 28 December 2016

Benarkah Habib Rizieq Telah Menistakan Agama di Video Ini?



Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)  telah melaporkan Habib Rizieq Syihab ke Polda Metro Jaya dengan dugaan penistaan agama.  Pelaporan itu terkait dengan sebuah ceramah yang disampaikan Habib Rizieq dalam sebuah pengajian di Sunda Kelapa. Berikut ini adalah video dari rekaman ceramah tersebut. Silakan pembaca saksikan dan analisa sendiri, pantaskah ceramah Habib Rizieq tersebut disamakan dengan ucapan Ahok yang telah jelas ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama?


Bagi saya pribadi, ucapan Habib Rizieq dalam ceramah tersebut tidak dapat disamakan nilainya dengan ucapan Ahok dalam hal penistaan agama. Hal ini setidaknya dikarenakan beberapa alasan berikut:

1.     Habib Rizieq Syihab menyampaikan ucapannya itu di depan jamaahnya sendiri, yakni di depan umat Islam. Sedangkan Ahok menyampaikan ucapannya di luar kalangan jama’ahnya (bukan di depan jama’ah Kristen/Nasrani).
2.     Habib Rizieq menyampaikan ucapannya itu di dalam acara pengajian umat Islam, bukan di acara non keagamaan. Sedangkan Ahok menyampaikan ucapannya (“dibohongi pake Al-Maidah 51” itu) di luar acara keagamaan.
3.     Habib Rizieq menyampaikan ucapannya itu di dalam kapasitasnya sebagai ulama atau pengajar agama Islam, yang mana pada saat itu ia membahas masalah natalan dari segi kacamata Aqidah Islam. Hal ini wajar dan patut untuk diterima. Sedangkan Ahok menyampaikan ucapannya yang bermasalah itu sebagai siapa? Di dalam kapasitas apa?

Itulah setidaknya tiga buah alasan yang membuat saya pribadi merasa aneh dengan adanya pelaporan ini. Jangan-jangan memang benar anggapan sebagian orang bahwa pelaporan tersebut hanyalah usaha pengalihan isu saja atau bahkan usaha pengacauan atas proses hukum Ahok yang sedang berjalan.

Pada sekitar menit ke 03:39 di video tersebut, ada larangan dari Habib Rizieq untuk mengganggu, menteror, dan lain sebagainya terhadap umat Kristen yang melakukan perayaan Natal.

“Tapi kita juga gak boleh ganggu mereka natal, betul?!” ucap Habib Rizieq di menit tersebut yang dijawab oleh jama’ahnya dengan teriakan “Betuuul!”

“Jangan teror, jangan ancam, jangan ganggu!” ucap Habib Rizieq lagi pada sekitar menit ke 03:49. “Tapi inget, tidak boleh kita ikut mengucapkan selamat natal, apalagi ikut merayakan dengan mereka di gereja” peringatnya kemudian kepada para jama’ahnya untuk menunjukkan di mana letak batasan toleransi beragama yang dibenarkan di dalam Islam.

Dengan adanya ucapan-ucapan Habib Rizieq yang seperti itu, amat jelas terlihat bahwa maksud Habib Rizieq dengan ceramahnya itu adalah tidak sama sekali untuk menista agama, tetapi untuk menjelaskan kepada umatnya di mana letak posisi aqidah Islam, dan di mana letak batasan toleransi beragama di dalam Islam, agar jangan sampai toleransi Islam diselewengkan oleh pihak-pihak tertentu sehingga menjadi pencampur-adukan ajaran agama. Demikian kiranya menurut saya, jika dipertimbangkan dengan nalar yang bersih. Wallohu a’lam. [Maltusiro/Media Muslim]

No comments:

Post a Comment

Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...