Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
telah melaporkan Habib Rizieq Syihab ke Polda
Metro Jaya dengan dugaan penistaan agama.
Pelaporan itu terkait dengan sebuah ceramah yang disampaikan Habib
Rizieq dalam sebuah pengajian di Sunda Kelapa. Berikut ini adalah video dari rekaman
ceramah tersebut. Silakan pembaca saksikan dan analisa sendiri, pantaskah ceramah
Habib Rizieq tersebut disamakan dengan ucapan Ahok yang telah jelas ditetapkan
sebagai tersangka penistaan agama?
Bagi saya pribadi, ucapan Habib Rizieq dalam ceramah
tersebut tidak dapat disamakan nilainya dengan ucapan Ahok dalam hal penistaan
agama. Hal ini setidaknya dikarenakan beberapa alasan berikut:
1.
Habib
Rizieq Syihab menyampaikan ucapannya itu di depan jamaahnya sendiri, yakni di
depan umat Islam. Sedangkan Ahok menyampaikan ucapannya di luar kalangan jama’ahnya
(bukan di depan jama’ah Kristen/Nasrani).
2.
Habib
Rizieq menyampaikan ucapannya itu di dalam acara pengajian umat Islam, bukan di
acara non keagamaan. Sedangkan Ahok menyampaikan ucapannya (“dibohongi pake
Al-Maidah 51” itu) di luar acara keagamaan.
3.
Habib
Rizieq menyampaikan ucapannya itu di dalam kapasitasnya sebagai ulama atau pengajar
agama Islam, yang mana pada saat itu ia membahas masalah natalan dari segi
kacamata Aqidah Islam. Hal ini wajar dan patut untuk diterima. Sedangkan Ahok
menyampaikan ucapannya yang bermasalah itu sebagai siapa? Di dalam kapasitas
apa?
Itulah setidaknya tiga buah alasan yang membuat saya
pribadi merasa aneh dengan adanya pelaporan ini. Jangan-jangan memang benar
anggapan sebagian orang bahwa pelaporan tersebut hanyalah usaha pengalihan isu
saja atau bahkan usaha pengacauan atas proses hukum Ahok yang sedang berjalan.
Pada sekitar menit ke 03:39 di video tersebut, ada
larangan dari Habib Rizieq untuk mengganggu, menteror, dan lain sebagainya
terhadap umat Kristen yang melakukan perayaan Natal.
“Tapi kita juga gak boleh ganggu mereka natal, betul?!”
ucap Habib Rizieq di menit tersebut yang dijawab oleh jama’ahnya dengan
teriakan “Betuuul!”
“Jangan teror, jangan ancam, jangan ganggu!” ucap
Habib Rizieq lagi pada sekitar menit ke 03:49. “Tapi inget, tidak boleh kita
ikut mengucapkan selamat natal, apalagi ikut merayakan dengan mereka di gereja”
peringatnya kemudian kepada para jama’ahnya untuk menunjukkan di mana letak
batasan toleransi beragama yang dibenarkan di dalam Islam.
Dengan adanya ucapan-ucapan Habib Rizieq yang seperti
itu, amat jelas terlihat bahwa maksud Habib Rizieq dengan ceramahnya itu adalah
tidak sama sekali untuk menista agama, tetapi untuk menjelaskan kepada umatnya
di mana letak posisi aqidah Islam, dan di mana letak batasan toleransi beragama
di dalam Islam, agar jangan sampai toleransi Islam diselewengkan oleh pihak-pihak
tertentu sehingga menjadi pencampur-adukan ajaran agama. Demikian kiranya
menurut saya, jika dipertimbangkan dengan nalar yang bersih. Wallohu a’lam.
[Maltusiro/Media Muslim]
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...