Pluralisme
Menurut Islam
Apakah arti pluralisme? Pluralisme
adalah kepercayaan bahwa semua agama atau kepercayaan yang ada di dunia dapat
mengantarkan pemeluknya untuk memperoleh tempat yang layak di akhirat dan masuk
surga.
Bagaimana Islam memandang pluralisme?
Pluralisme menurut Islam adalah ajaran kufur, murtad dan yang mengikutinya
dinyatakan keluar dari Islam, na’udzu billaah bin dzaalik. Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman:
وَمَنْ
يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
Barang siapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali-Imran : 85).
إِنَّ
الدِّينَ عِنْدَ اللهِ الإسْلامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ
بِآيَاتِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridoi) di
sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al
Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS Ali-Imran : 19).
فَمَنْ
يُرِدِ اللهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ
يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي
السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ
Barang siapa yang Allah kehendaki untuk diberikan petunjuk, niscaya Allah
akan melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah akan menjadikan dadanya sesak lagi sempit,
seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa
kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS al-An’am : 125).
Dalam ayat-ayat di atas ditegaskan bahwa
agama yang diterima oleh Allah hanyalah agama Islam, sedangkan orang-orang di
luar Islam setelah datangnya Islam, adalah orang-orang yang tidak beriman dan
orang-orang kafir yang akan menjadi orang-orang yang merugi di akhirat dan
masuk neraka. Dalam hadits shahih diriwayatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: «وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلا نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ». رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada
dalam kekuasaan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini yang mendengar tentang
aku, baik orang Yahudi maupun orang Nasrani, kemudian meninggal dan tidak
beriman kepada apa yang aku diutus membawanya, kecuali orang tersebut pasti
termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim [240]).
Hadits ini menegaskan bahwa penganut
agama atau kepercayaan apapun yang tidak beriman kepada apa yang dibawa oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah datangnya Islam, jelas akan masuk ke
dalam neraka.
Al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami berkata
dalam al-I’lam bi-Qawathi’ al-Islam sebagai berikut:
أَنَّ
مَنْ لَمْ يُكَفِّرْ مَنْ دَانَ بِغَيْرِ اْلإِسْلاَمِ كَالنَّصَارَى أَوْ شَكَّ
فِيْ تَكْفِيْرِهِمْ أَوْ صَحَّحَ مَذْهَبَهُمْ فَهُوَ كَافِرٌ وَإِنْ أَظْهَرَ
مَعَ ذَلِكَ اْلإِسْلاَمَ وَاعْتَقَدَهُ.
Sesungguhnya orang yang tidak
mengkafirkan orang yang beragama selain Islam seperti orang-orang Kristiani,
atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan ajaran mereka, maka dia
adalah orang kafir, meskipun ia menampakkan keislaman dan meyakininya. (Ibnu
Hajar al-Haitami, al-I’lam bi-Qawathi’ al-Islam, hlm 237; al-Qadhi
Iyadh, al-Syifa bi-Ta’rif Huquq al-Mushthafa, hlm 851; dan al-Imam
al-Nawawi, Raudhah al-Thalibin juz 10 hlm 70 dan lain-lain). Wallahu
a’lam.
Dikutip dan diedit
sedikit dari tulisan KH M Idrus Ramli di-FB-nya 18 Juni 2017
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...