Mukjizat
Dalam Surat Ar-Rum: 1-6
1. Alif Lam Mim.
2. Bangsa
Romawi telah dikalahkan,
3. di negeri
yang terdekat, dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang,
4. dalam
beberapa tahun (lagi). Bagi Allah lah urusan sebelum dan setelah (mereka
menang). Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang
yang beriman,
5. karena
pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Perkasa,
Maha Penyayang.
6. (itulah)
janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.
Surat
Ar-Rum ayat 1-6 di atas, setidaknya mengandung tiga buah mukjizat. Mari kita
perhatikan penjelasannya.
Mukjizat Pertama: Terbuktinya Berita Kemenangan
Bangsa
Romawi yang dimaksud pada ayat kedua di atas adalah bangsa Romawi Timur yang
berpusat di Konstantinopel. Pada saat ayat ini diturunkan, bangsa Romawi
tersebut adalah bangsa yang beragama Nasrani yang memiliki kitab suci (ahlul
kitab), sedangkan bangsa Persia adalah bangsa yang beragama Majusi, merupakan
penyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa ini berperang (terjadi pada
tahun 615 M, atau tahun 619 M menurut sumber lain).
Kaum
Muslimin menginginkan bangsa Romawi yang menang, karena agama bangsa Romawi
(Nasrani) lebih dekat kepada Islam, sebab secara murninya, kaum Nasrani adalah
pengikut Nabi Isa as, seorang Rasul Allah sebagaimana juga Nabi Muhammad saw.
Kitab Injil yang dijadikan pedoman oleh kaum Nasrani, sejatinya, sebelum
diubah-ubah, adalah wahyu dari Allah swt, sebagaimana juga kitab suci Al-Quran.
Sedangkan kaum musyrikin Mekkah menginginkan Persia lah yang menang, karena
sama-sama sebagai kaum penyembah berhala (sama-sama musyrik).
Alhasil,
pada saat itu ternyata bangsa Persia lah yang menang dan Bangsa Romawi kalah.
Berita kekalahan bangsa Romawi itu disambut gembira oleh kaum musyrikin Mekkah,
sedangkan kaum Muslimin merasa sedih karenanya. Pada saat itulah Allah swt
menurunkan ayat-ayat ini yang memberitakan bahwa bangsa Romawi setelah
kekalahannya itu akan mendapatkan kemenangan kembali.
Dalam
pengamatan orang-orang kafir atau musyrik Arab, kemenangan Romawi tampak
mustahil dan mereka mulai mengejek dan mengolok-olok kaum Muslimin tentang
kata-kata Al-Qur’an ini. Namun ternyata, berita dari Allah
ini kemudian terbukti kebenarannya. Bangsa Romawi dan Persia bertempur lagi
pada tahun 622 M (atau tahun 627 M menurut sumber yang lain), dan saat itu
tentara Romawilah yang menang.
Kemenangan bangsa Romawi tersebut terjadi
bertepatan dengan waktu perang Badar, demikian menurut sekelompok besar ulama
seperti Ibnu Abbas, ats-Tsauri, as-Suddi, dan lain-lain. Kontan saja hal itu
mengangetkan dan menggembirakan kaum Mukminin pada waktu itu, sedangkan kaum
musyrikin merasa terhina karenanya.
Mukjizat Kedua: Kepastian Akan Waktu
Kemenangan tsb.
Selain
memberitakan tentang akan terjadinya kemenangan bangsa Romawi, dalam surah ini
Allah juga memberi gambaran dan kepastian tentang kapan waktu akan terjadinya
kemenangan tersebut.
Pada
ayat ke-4 surah ar-Rum ini, Allah memberitahukan bahwa kemenangan itu akan
terjadi pada jarak waktu bidh’i sinin ( بِضْعِ سِنِيْن ). Apa itu بِضْعِ سِنِيْن ? Dalam terjemahan Al-Quran yang beredar di
Indonesia, kita akan mendapati kata بِضْعِ سِنِيْن biasanya
diterjemahkan sebagai “beberapa tahun (lagi)” sebagaimana yang juga telah
tertulis di atas. Namun sesungguhnya kata بِضْعِ سِنِيْن mengandung
makna “antara 3 sampai 9 tahun”. Artinya, Allah memastikan bahwa kemenangan
tersebut akan terjadi pada waktu antara 3 sampai 9 tahun sejak kekalahan itu.
Jika dihitung jarak waktu antara kekalahan bangsa
Romawi (tahun 615 M) dengan kemenangannya (tahun 622 M) adalah sekitar 7
(tujuh) tahun, yang berarti tidak menyalahi dari gambaran waktu yang telah
diberitakan oleh Allah swt pada ayat ke-4 di atas. Dengan kejadian tersebut, nyata lah kebenaran
Al-Quran sebagai wahyu dari Sang Pencipta.
Mukjizat Ketiga: Lokasi Kejadian
Pada ayat ke-3 disebutkan bahwa kekalahan bangsa
Romawi terjadi فِيْ أَدْنَى الْاَرْضِ (di negeri yang terdekat). Ya, kata adnal ardhi
(أَدْنَى
الْاَرْضِ ) biasanya
diterjemahkan dengan “negeri yang terdekat”, maksudnya terdekat ke negeri Arab,
yaitu Suriah dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Romawi Timur. Tapi
secara bahasa, kata adnal ardhi sebenarnya dapat juga berarti “bumi yang
terendah”. Namun arti yang kedua ini dulu tidak pernah diperhitungkan dan
dipilih, karena mugkin dinilai tidak tepat sebab tidak diketahui apa maksud dan
maknanya.
Namun perkembangan pengetahuan manusia kini membuat
arti “bumi yang terendah” pada ayat ke-3 tersebut mulai diperhitungkan dan
terasa sebagai bukti baru tentang kemukjizatan Al-Quran. Mengapa demikian?
![]() | |
situs ini diakses pada tgl 25 Juni 2016 |
Buku-buku sejarah memberitahu kita bahwa pertempuran antara Persia dan
kerajaan Romawi Timur yang berakhir dengan kekalahan kerajaan Romawi itu
terjadi di sebuah tempat di dekat Laut Mati. Daratan atau permukaan di sekitar Laut Mati adalah tempat
terdekat dengan Semenanjung Arab dan ternyata juga merupakan titik terendah
di bumi (sekitar 1.410 kaki atau 430 meter di bawah permukaan laut). Menurut
Encyclopedia Britannica, satelit telah mencatat bahwa memang tempat tersebut
adalah tempat yang terendah di bumi. Jadi, ayat ke-3 surah ar-Rum itu ternyata
telah mengungkapkan sebuah fakta geografis moderen yang pada waktu itu amat
mustahil untuk diketahui oleh siapapun. Subhanallah, Maha Suci Allah!!! Sekali
lagi Allah telah membuka mata dunia akan kebenaran Al-Quran yang memang
merupakan kalimat-kalimat wahyu dari-Nya. Semoga hati kita terus bertambah
yakin dan istiqomah dengan ajaran-ajaran-Nya, aamiin.
Disusun oleh Maltusiro pada 24-06-2016
Bahan bacaan: Al-Quran Terjemah Depag, Tafsir Ibnu Katsir, http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/titik-bumi-yang-terendah,
http://www.britannica.com/place/Jordan-River
No comments:
Post a Comment
Komentarnya boleh pro, boleh juga kontra. Tetapi tetap jaga etika kesopanan ya...