Sebuah
situs menuduh Syekh Ali Jum’ah, mantan Mufti Mesir, sebagai seorang Syi’ah.
Kaget luar biasa saya. Situs yang selama ini saya lihat isinya berpaham wahabi
itu, menuliskan judul: “Ternyata Terbukti
Syekh Ali Jum’ah Mantan Mufti Mesir Beraqidah Syi’ah”.
Saya tak
percaya. Terus-terang, I don’t believe the article. Propaganda wahabi,
sering menuduh-nuduh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai Syi’ah.
Alhamdulillah
kemudian saya mendapatkan artikel berikut ini di situs Hidayatullah.com . Dari artikel ini, jelas
terbukti bahwa Syekh Ali jum’ah bukanlah seorang Syi’ah. Masak seorang Syi’ah
akan menentang penyebaran ajaran Syi’ah??? Yang bener aja, bro???! Cerdas dikit
dong kalau ingin mem-fitnah.
Nah, silakan
pemirsa baca sendiri artikel berikut ini. Judulnya : “Sikap Syekh Ali Jum’ah
Terhadap Syi’ahisasi Di Negeri Sunni”.
Dan mari
waspada terhadap fitnah.
===========================
Sikap
Syekh Ali Jum’ah Terhadap Syi’ahisasi Di Negeri Sunni
Ahad, 19
Juli 2015 - 08:00 WIB
Oleh: Mahmud Budi
Setiawan
Syeikh
Ali Jumah mengingatkan, ‘penyebaran idielogi Syiah di wilayah Sunni hanya akan
membuat stabilitas keamanan masyarakat terganggu.
“اتَّقُوا اللهَ فِيْنَا وَفِيْ
أَنْفُسِكُمْ…أَنَّنَا نُحِبُّ أَهْلَ الْبَيْتِ…خُطَطُكُمْ لِتَحْوِيْلِ أَهْلِ
السُّنَّةِ إِلَى شِيْعَة فِي مِصْرَ لَنْ تُفْلِحَ أَبَدًا”.
“Bertakwalah pada Allah, baik pada diri kita maupun kalian. Kita sama-sama
mencitai Ahlul Bait. (Namun)Usaha kalian dalam menyebarkan ideologi Syi`ah di
Mesir, tidak akan berhasil selamanya.”
Begitulah petikan dari Syeikh
Ali Jum`ah ketika masih menjadi Mufti Mesir, yang penulis dapat dari situs
resmi Dār Al Iftā`Mesir.
Syeikh Ali Jumah
mengingatkan, ‘penyebaran idielogi Syiah di wilayah Sunni hanya akan membuat
stabilitas keamanan masyarakat terganggu.
Statemen ini beliau katakan dalam Aula Muhammad Abduh, ketika sedang
menyampaikan kuliah yang diselenggarakan Majma` Buhuts Al Islami di Al-Azhar
sebagai peringatan atas bahaya pemikiran Syi`ah(9 Oktober 2012).
Ada lima poin penting yang
beliau paparkan mengenai perbedaan mendasar Syiah dengan Sunni:
Pertama, akidah al-badā` (idiologi Syi`ah yang
menyatakan bahwa Allah telah menetapkan sesuatu kemudian mengubah pendapatnya dan menarik kembali keputusannya). Pendapat ini sangat ditentang Ahlu Sunnah.
Kedua, tahrīf (penyimpangan)
Al Qur`an.
Syiah meyakini, dalam Al
Qur`an yang diyakini oleh Ahlus Sunnah ada tahīf-nya.
Ada ulama Syi`ah yang bernama Syaikh An-Nuri sampai mengarang kitab yang
berjudul: “Fashlu al-Khithāb fī Tahrīfi Kitābi Rabbi al-Arbāb (Penjelasan
tentang penyimpangan dalam Kitab Al Qur`an)”. Pandangan ini sangat ditolak oleh
Sunni.
Ketiga, perbedaan terkait mengenai
keadilan sahabat serta celaan mereka terhadap sahabat-sahabat yang mulia.
Banyak sekali bukti tertulis dalam kitab-kitab mereka yang mencela para
sahabat. Ada sekitar 110 jilid kitab rujukan inti Syi`ah yang lima di antaranya
mencela para sahabat nabi, yang kemudian berusaha dilenyapkan agar mereka tidak
mendapat pertentangan dari yang lain.
Keempat, perbedaan terkait masalah taqiyah.
Menurut Syeikh Ali Jumah, Syiah tidak segan-segan melakukan kebohongan demi
membela pendapatnya. Sedangkan Ahlus Sunnah mengecam keras hal itu.
Kelima, Ahlus Sunnah tidak mengakui
kemaksuman seorang pun kecuali para nabi. Adapun Imam Ahlul Bait mereka memang
takwa dan berilmu, namun tidak sampai maksum dan bukan sebagai sumber hukum.
Demikianlah beberapa poin penting yang disampaikan beliau dalam kuliahnya.
Sebenarnya banyak sekali usaha
yang menginginkan terjadinya rekonsiliasi antara paham Ahlus Sunnah dan Syiah. Di antara ulama yang berusaha mewujudkannya: Syeikh
Mahmud Syaltut, Syeikh, Manshur Rajab, Syaikh Abdul Aziz Isa, Syeikh Al-Baquri,
bahkan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi dan masih banyak yang lainnya. Hanya saja usaha ini menjadi sia-sia lantaran dilanggar
sendiri oleh Syiah yang jelas-jelas memiliki ideologi berbeda dengan Ahlus
Sunnah.
Kalau antara Syiah dan Sunni memang bisa benar-benar menyatu, maka tidak
mungkin dalam sejarah pahlawan sekaliber Nuruddin Mahmud Zanki, Asaduddin
Syirkuh, Imam Al-Ghazali dengan madrasah Nidhamiyahnya, Panglima Shalahuddin
Al-Ayyubi yang notabene merupakan
bagian dari Ahlus Sunnah –secara bertahap dan bijak- mengubah ideologi Al-Azhar
(atau Mesir) dari Syiah menjadi Sunni kembali (baca: Muhammad Shallābi, Shalāhuddīn al-Ayyūbi wa juhūduhu fī al-Qaḍā `ala
al-Daulah al-Fāṭimiyah wa Tahrīri Baiti al-Maqdis).
Sikap ulama Mesir terhadap Syiah
–baik tempo dulu maupun sekarang- semestinya bisa menjadi pelajaran berharga
bagi Bangsa Indonesia untuk mewaspadai ideologi Syiah.
Bagaimana mungkin minyak dan
air bisa menyatu? Kalau ideologi ini dibiarkan berkembang, maka sangat mungkin
terjadi apa yang dipaparkan oleh Syaikh Ali Jum`ah bahwa penyebaran Syi`ah
dalam komunitas Sunni hanya akan merusak stabilitas keamanan. Semoga kita bisa
terhindar dari fitnah besar ini. Wallāhu a`lam.*
Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi
yang notabene merupakan bagian dari Ahlus Sunnah –secara bertahap dan bijak-
mengubah ideologi Al-Azhar (atau Mesir) dari Syiah menjadi Sunni
Penulis alumni PKU VIII UNIDA
Gontor 2014
Rep: Admin Hidcom
Editor:
Sumber:
https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2015/07/19/74216/sikap-syeikh-ali-jumah-terhadap-syiahisasi-di-negeri-sunni.html
judi togel online dengan presentase kemenangan tertinggi
ReplyDeleteUntuk info lebih lanjut bisa melalui:
Proses deposit dan withdraw tidak terbatas dan 24 jam online hanya untuk member setia kami
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : 08122222995
BBM: D8C363CA